Hutan Jadi Kebun, Gajah Liar Kejar Balik Pengusirnya

Kantong Gajah Balai Raja yang menjadi tempat tinggal si gajah liar sudah dirambah dan diubah jadi kebun dan pemukiman warga.

oleh M Syukur diperbarui 08 Nov 2016, 16:31 WIB
Ilustrasi gajah liar.

Liputan6.com, Pekanbaru - Seekor gajah liar dewasa kembali tersesat di Riau dan memasuki perkampungan warga. Jika sebelumnya tersesat di perkebunan sawit di Kabupaten Indragiri Hulu, kali ini gajah yang diperkirakan memiliki tinggi 3 meter lebih itu terlihat di Kelurahan Talang Mandi, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau.

Kepala Bidang Wilayah II Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Supartono menyebut gajah itu mulai kelihatan oleh warga setempat pada Senin pagi, 7 November 2016.

"Gajah jantan dewasa itu diduga berasal dari Kantong Balai Raja yang memang terdapat beberapa kawanan," ujar Supartono, Senin petang.

Supartono menyebutkan, warga sekitar sudah berusaha mengusir hewan berbadan bongsor itu dengan peralatan seadanya. Hanya saja, gajah itu masih bertahan di areal kebun warga dan sesekali mengejar warga yang berusaha mengusirnya.

Menurut Supartono, petugas BBKSDA yang memperoleh ‎informasi langsung turun ke lokasi dan berusaha menggiring gajah itu ke area hutan. Hasilnya sekitar pukul 14.00 WIB berhasil digiring memasuki wilayah hutan.

"‎Selama beberapa jam di wilayah pemukiman masyarakat, gajah tersebut tidak menimbulkan kerusakan. Tidak ada laporan adanya kerusakan dari masyarakat," ujar dia.

Dia menyebutkan, ‎masuknya gajah tersebut ke pemukiman masyarakat karena terganggunya ekosistem hewan dilindungi itu di Kantong Gajah Balai Raja.

"Habitat gajah di Balai Raja sudah mulai beralih fungsi menjadi perkebunan dan pemukiman. Akibatnya gajah terganggu dan sering tersesat karena terus diusir di habitat aslinya," jelasnya.

Supartono menyebutkan, ‎gajah liar memang sering masuk ke perkampungan di Kecamatan Mandau cuku sering terjadi. Tidak hanya sendirian, ada pula kawanan yang masuk perkampungan dan memakan tanaman warga sekitar.

"Ini menandakan bahwa habitat gajah mulai terganggu akibat ulah oknum masyarakat tidak bertanggung jawab yang membuka lahan perkebunan dan pemukiman di Kantong Gajah," kata Supartono.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya