Liputan6.com, Hanoi - Pelatih Timnas Indonesia Alfred Riedl akan kembali beradu strategi dengan mantan anak asuhnya yang kini menangani timnas Vietnam, Nguyen Huu Tang, saat kedua negara kembali bertemu di laga uji coba di Stadion My Dinh, Selasa (8/11/2016) malam WIB.
Sebelumnya, pertemuan pertama guru dan murid ini terjadi di Stadion Maguwoharjo, 9 Oktober 2016 dan berakhir tanpa pemenang. Tim Garuda dan Tim Golden Stars sama-sama bermain sama kuat 2-2 sepanjang 90 menit pertandingan.
Uniknya pada laga tersebut baik Riedl dan Tang sama-sama memakai formasi 4-4-2 dengan mengandalkan duet striker di lini depan. Di kubu Indonesia, Riedl menduetkan Boaz Solossa dan Irfan Bachdim, sementara Tang memainkan Le Van Thang dan Nguyen Van Quyet.
Hasilnya cukup efektif dimana satu dari antara duet penyerang tersebut mampu mencetak gol. Bachdim sukses mengemas satu gol untuk Indonesia sementara Le Van Thang meraihnya untuk VIetnam.
Baca Juga
Advertisement
Kelebihan menggunakan formasi 4-4-2 adalah daya serang yang tinggi khususnya dari sektor sayap. Beruntung bagi Riedl dia memiliki pemain sayap mumpuni dalam diri Andik Vermansah, Zulham Zamrun, Bayu Gatra hingga Septian David Maulana. Keempat pemain tersebut sama-sama memiliki karakter cepat dan juga kemampuan melewati pemain bertahan lawan.
Namun kelemahan formasi 4-4-2 adalah minimnya pemain di lini tengah. Diketahui hanya ada dua gelandang yang bertugas sebagai penyeimbang dan penyambung lini belakang dan depan. Hal ini tentu akan sulit jika melawan tim-tim yang menumpuk banyak pemain gelandang di posisi ini.
Sebab pada Piala AFF 2010, Riedl juga menggunakan taktik 4-4-2 dengan menduetkan Cristian Gonzales dan Irfan Bachdim di lini depan. Hasilnya, Riedl sukses membawa timnas Indonesia melaju ke partai final untuk menantang Malaysia.
Sayangnya di partai puncak, Riedl gagal menerapkan strategi dan taktiknya usai takluk dari Malaysia dengan agregat 2-4. Kemenangan atas Indonesia membuat Malaysia berhak meraih trofi pertama mereka di ajang Piala AFF.
Riedl sempat berganti formasi dari 4-4-2 ke 4-2-3-1 pada gelaran Piala AFF 2014. Banyaknya stok pemain gelandang seperti Raphael Maitimo, Firman Utina, Ramdani Lestaluhu, Zulham Zamrun hingga Evan Dimas menjadi alasan utama Riedl menerapkan formasi yang paling populer di dunia sepak bola.
Namun, formasi anyar ini tak membawa prestasi yang baik bagi Indonesia. Sebab, Tim Garuda harus tersingkir lebih awal karena tak mampu lolos dari Grup A. Alhasil pada gelaran Piala AFF 2016 mendatang, disinyalir Riedl akan kembali ke pakem awal yakni 4-4-2.
Sedangkan bagi Vietnam, keputusan memakai formasi 4-4-2 tak terlepas dari kemampuan setiap individu pemain yang memiliki kecepatan. Lihat saja ketika The Golden Stars mencetak gol pertama yang diceploskan Le Van Thang, semua pemain Vietnam mempertontonkan kecepatan yang membuat bek timnas Indonesia kocar-kacir.
Tak hanya ketika melawan Indonesia, taktik dan strategi Tang juga berjalan efektif semenjak dia ditunjuk sebagai pelatih Vietnam pada Februari 2016. Dari 10 pertandingan Vietnam hanya satu kali menderita kekalahan 0-1 dari Irak. Puncaknya terjadi ketika Vietnam mampu mempermalukan tim kuat Korea Utara dengan skor akhir 5-2 di laga persahabatan 6 Oktober 2016.
(Yosef Deny Pamungkas)