Liputan6.com, Bandung - Kota Bandung kembali rawan aksi kejahatan jalanan, termasuk begal. Salah satu korban adalah Rifqi Zaidan Muharri (20), mahasiswa ITB jurusan Teknik Geodesi. Selain sepeda motor raib, mahasiswa semester 3 ini mendapat perawatan di Rumah Sakit Borromeus akibat luka bacokan di kepala dan kaki kanannya.
Kabag Ops Polrestabes Bandung AKBP Dede Rojidun mengatakan pihaknya melakukan berbagai upaya untuk meminimalisasi kejadian serupa agar tidak terjadi di Kota Kembang.
Salah satu cara yaitu menambah keberadaan pos mobile. Seperti namanya, pos itu akan berpindah-pindah tempat yang diisi empat petugas kepolisian bersenjata.
"Pos mobile ini untuk mendekatkan petugas ke masyarakat dan ke lokasi-lokasi rawan. Kalau mengandalkan polsek kan mungkin tidak bisa ter-cover semua," kata Dede di Bandung, Selasa (8/11/2016).
Baca Juga
Advertisement
Tim akan berpatroli selama 24 jam. Masyarakat juga bisa memanfaatkan keberadaan pos untuk melaporkan kejadian atau hal-hal mencurigakan lainnya.
Selain itu, Polresta Bandung sudah memetakan 12 lokasi rawan kejahatan yang menjadi target posmob, seperti posmob depan kebun binatang (Coblong), posmob Dipati Ukur ( Coblong), posmob Ciumbuleuit ( Cidadap), Posmob Jalan Pahlawan (Cikutra), posmob Jalan Suci (Padasuka), Posmob Masjid Istiqomah (Bandung Wetan), Posmob Jalan Jakarta (Kircon), Posmob Jalan A Yani (Braga) dan Posmob Jalan Alun-alun (Regol).
"Lokasi ini yang dinilai rawan hal itu berdasarkan dari laporan masyarakat terkait adanya laporan curas (pencurian dengan kekerasan) dan curat (pencurian dengan pemberat). Kita harapkan dengan penambahan Posmob ini bisa meminimalisir angka kriminalitas," ucap dia.
Sebelumnya, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan pihak kepolisian telah berkoordinasi dengan dirinya dan meminta penambahan CCTV atau kamera pemantau di sepanjang Jalan Tamansari dan kawasan Dago.
"Setelah diskusi dengan Pak Kapolrestabes khusus untuk merespons Tamansari dan Dago. Kapolrestabes akan menambah pos keamanan tambahan, meminta CCTV, di sana sudah ada tapi belum canggih," ucap wali kota yang karib disapa Emil di Balai Kota Bandung, Senin, 7 November 2016.
Menurut Emil, Pemerintah Kota Bandung memang rutin belanja CCTV yang jumlahnya menyesuaikan dengan anggaran pendapatan dan belanja daerah atau APBD.
"Sebagian akan diserahkan kepada kepolisian untuk penempatannya. Polisi memohon agar pemasangannya banyak ditempatkan di Tamansari dan Dago. Itu adalah koordinasi penempatan pos dan atas permohonan CCTV. Tahun ini belanja sekitar 100, bisa dipantau di command center," ia menambahkan.