Ekonomi Sumbar Tumbuh Melambat Imbas Cuaca Ekstrem

Sektor pertanian berkontribusi pada perlambatan pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat pada kuartal III 2016.

oleh Erinaldi diperbarui 08 Nov 2016, 15:42 WIB
Pengunjung beraktivitas di dalam gedung di Jakarta, Sabtu (9/1/2016). Pendorong pertumbuhan tersebut utamanya masih didominasi sektor konsumsi disertai dengan peningkatan kontribusi peran investasi dan pengeluaran pemerintah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Padang - Cuaca ekstrem menjadi penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat (Sumbar) kuartal III 2016. Pertumbuhan ekonominya sekitar 5,6 persen-5,9 persen.  

Sektor pertanian berkontribusi pada perlambatan pertumbuhan ekonomi Sumbar yang hanya tumbuh 4,82 persen, lebih rendah dari periode sama 2015 yang mencapai 4,93 persen.

"Untuk pertanian produksinya menurun, terutama padi sampai 5 persen selama kuartal ketiga," kata Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Sumbar Hefinanur, seperti ditulis Selasa (8/11/2016).

Hefinanur menuturkan, porsi sektor pertanian dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 24 persen. Kuartal ini, sektor pertanian mencatatkan minus 1,09 persen.

Cuaca ekstrem menyebabkan sejumlah daerah sentra pertanian seperti Kabupaten Pasaman, Tanah Datar, dan Limapuluh Kota, mengalami gagal panen karena kemarau. Kondisi serupa terjadi di daerah pesisir pantai barat Sumatera yang mengalami hujan berkepanjangan sehingga berdampak gagal panen di sejumlah daerah.

Pemotongan dana alokasi umum (DAU) dan kebijakan efisiensi pemerintah pusat menyebabkan belanja pemerintah terkontraksi 1,78 persen jika dilihat dari sisi pengeluaran.

Penopang pertumbuhan ekonomi Sumbar kuartal III 2016 karena meningkatnya pengadaan listrik dan gas sebesar 14,02 persen. Selanjutnya sektor informasi dan komunikasi meningkat 11,07 persen, serta penyediaan akomodasi dan makan minum 10,44 persen.

Pembentukan PDRB Sumbar masih didominasi sektor pertanian kehutanan dan perikanan sebesar 23,74 persen. Sektor perdagangan menyumbang 14,95 persen, transportasi dan pergudangan berkontribusi sebesar 12,50 persen.

Pertumbuhan ekonomi Sumbar juga dipengaruhi meningkatnya pengeluaran konsumsi lembaga non profit sebesar 5,17 persen, dari sisi pengeluaran. Konsumsi rumah tangga naik 4,42 persen, dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi fisik bergerak positif sebesar 2,94 persen.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi Sumbar berbanding terbalik dengan indeks tendensi konsumen (ITK) yang cenderung positif yakni 106,28 poin.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya