Liputan6.com, Semarang - Diduga gara-gara cemburu dan menuduh istrinya telah berselingkuh dengan pria idaman lain, David Nugroho (30) mengajak kedua anaknya yang masih berumur 7 dan 3 tahun untuk menegak obat nyamuk cair.
Peristiwa nahas itu terjadi pagi tadi, tepatnya di jalan Jomblang Perbalan RT 07 / RW 02 Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari, Semarang.
Advertisement
Saat itu, Fatmaya sang nenek mendengar rintihan kesakitan, Aura Safia Nugroho, cucu tertuanya dari dalam kamar. Merasa yakin itu suara Aura, Fatmaya segera meminta bantuan warga untuk mendobrak pintu yang terkunci.
Saat ditemukan Aura terbaring lemah bersama David, ayahnya dan Junior Ronald Nugroho, sang adik. Amat disayangkan, nyawa bocah perempuan itu tidak dapat diselamatkan meski telah dibawa ke RS Roemani Semarang. Sementara nyawa David dan Junior, kini masih dalam perawatan intensif di rumah sakit.
Anehnya, saat jenazah Aura telah dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan, bocah yang menjadi korban bunuh diri ayahnya ini malah dibawa kembali ke rumah sakit yang berbeda.
Berita mengenai bocah korban bunuh diri ayahnya ini menjadi berita yang paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com terutama di kanal Regional, Selasa (8/11/2016).
Selain itu, ada pula cerita tentang mahasiswa semester 3 Jurusan Teknik Geodesi Institut Teknologi Bandung atau ITB, yang menjadi korban komplotan begal. Rifqi mendapat luka bacok senjata tajam di kepala dan kaki.
Ada pula kabar terakhir Haslina Gaffar (30), guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Malangke Barat yang jadi korban penganiayaan oleh siswa SMK, yang ternyata adalah tetangganya sendiri.
Melihat kondisi sang putri yang kritis, ayah Haslina berharap pelakunya dijatuhi hukuman seberat-beratnya.
Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional:
1. Jenazah Bocah Korban Bunuh Diri Mondar-Mandir Sebelum Dimakamkan
Tak seperti jenazah lain yang jika sudah berada di rumah duka akan langsung dimakamkan. Jenazah Aura Safya Nugroho (7), yang menjadi korban diajak bunuh diri ayahnya, malah "jalan-jalan". Dari RS Roemani dibawa ke rumah duka, ternyata dari rumah duka kembali dibawa ke Rumah Sakit berbeda.
Jenazah Aura diambil dari rumah duka di Jomblang Perbalan RT 07 RW 02, Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari, Semarang, Jawa Tengah ke RS dr Kariadi Semarang untuk diautopsi. Padahal, jenazah sebelumnya sudah berada di RS Roemani dan dibawa pulang untuk dimakamkan.
"Tindak lanjut (terhadap jenazah) kita serahkan ke tim medis. Kemungkinan besar untuk dilakukan otopsi, info awal keluarga tidak berkenan, tapi nanti lihat kedepannya," kata Kapolsek Candisari Iptu Dhayita Daneswari, Selasa (8/11/2016).
2. Ada Begal di Dekat Kampus ITB, Ini Kata Ridwan Kamil
Rifqi Zaidan Muharri (20), mahasiswa semester 3 Jurusan Teknik Geodesi Institut Teknologi Bandung atau ITB, menjadi korban komplotan begal yang beraksi di Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu subuh, 6 November 2016.
Terkait kasus pembegalan itu, Wali Kota Ridwan Kamil mengatakan pihak kepolisian telah berkoordinasi dengan dirinya dan meminta penambahan CCTV atau kamera pemantau di sepanjang Jalan Tamansari dan kawasan Dago.
"Setelah diskusi dengan Pak Kapolrestabes khusus untuk merespons Tamansari dan Dago. Kapolrestabes akan menambah pos keamanan tambahan, meminta CCTV, di sana sudah ada tapi belum canggih," ucap wali kota yang karib disapa Emil di Balai Kota Bandung, Senin, 7 November 2016.
"Sebagian akan diserahkan kepada kepolisian untuk penempatannya. Polisi memohon agar pemasangannya banyak ditempatkan di Tamansari dan Dago. Itu adalah koordinasi penempatan pos dan atas permohonan CCTV. Tahun ini belanja sekitar 100, bisa dipantau di command center," ia menambahkan.
3. Ayah Guru Korban Penganiayaan Tuntut Siswa SMK Dihukum Berat
Orangtua mana yang rela melihat anaknya dianiaya hingga kritis dan kini hanya bisa terbaring lemah di rumah sakit.
Haslina Gaffar (30), guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Malangke Barat menjadi korban penganiayaan oleh siswa SMK, A (17). Belakangan diketahui A adalah tetangga korban sendiri.
"Masih lemas, tidak bisa bergerak, belum ada perubahan," kata Gaffar (50), ayah Haslina, kepada Liputan6.com, Senin, 7 November 2016.
Padahal, menurut dia, hubungan silaturahmi antara ia dan orangtua A (17) sangat baik. "Apalagi, kami akrab," kata dia.
Polisi kini masih mendalami motif lain A nekat menganiaya mantan gurunya itu. Sebelumnya, polisi menyebut motif pelaku adalah dendam karena ulah nakalnya sering dilaporkan Haslina kepada orangtuanya.
Haslina saat itu sedang bersiap-siap untuk berangkat ke tempatnya mengajar di SMKN 1 Malangke Barat ketika pelaku tiba-tiba mendobrak pintu sambil membawa parang.