Liputan6.com, Semarang - Nyawa Aura Safia Nugraha (7) akhirnya tak terselamatkan usai diajak menenggak obat nyamuk oleh sang ayah, David Nugroho (30). Bocah kelas 1 SD Negeri Candi 3 Semarang itu menjadi korban tewas setelah ayahnya memutuskan bunuh diri karena sang istri tak pulang ke rumah lebih dari seminggu.
Menurut penuturan Kepala SDN Candi 3 Waluyo, Aura tergolong bocah periang dan berkepribadian baik. Namun, beberapa hari sebelum meninggal Aura berubah.
"Beberapa hari ini, ketika ditanya guru, kenapa Aura tidak mengerjakan tugas, Aura menjawab, 'Saya tidak mau pindah rumah, saya maunya di sini'," kata Waluyo menirukan jawaban Aura saat itu, Selasa, 8 November 2016.
Kepada gurunya, Aura menuturkan ibunya sudah dua minggu tak pulang dan menengok Aura dan adiknya. Karena itu, ia selalu diantar neneknya untuk bersekolah.
"Kami menyayangkan jika memang benar ayah Aura yang meracuni. Sungguh perbuatan yang di luar batas," kata Waluyo.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, teman-teman Aura juga kelihatan bersedih. Biasanya mereka bermain bersama.
"Kalau Aura itu kalau mainan enggak gampang marah. Nanti kami sekelas mau mendoakan dia," kata Rico.
Doa bersama bukan hanya digelar di kelas Aura, tapi juga di setiap kelas di SDN Candi 3. Para pemangku wilayah juga ikut hadir memantau situasi sekolah.
Aura ditemukan tergeletak di kasur bersama ayahnya David Nugroho (30) dan adiknya Junior Ronald Nugroho (3) sekitar pukul 03.30 WIB oleh Fatmaya dan warga setelah pintu kamar didobrak. Di samping kasur terdapat satu botol obat pembasmi serangga.
"Waktu masuk ketiganya tergeletak di kasur, masih hidup, mulutnya mengeluarkan cairan. Di sebelah kasur ada botol obat nyamuk," kata ketua RT setempat, Siswanto.
Ketiganya segera dibawa ke RS Roemani Semarang, tapi nyawa Aura tidak bisa diselamatkan. Saat ini, David sudah sadar tapi belum bisa dimintai keterangan, sedangkan Junior masih ditangani medis.
"Keduanya sudah sadar, tapi ayahnya masih belum bisa dimintai keterangan," kata Kapolsek Candisari Iptu Dhayita Daneswari.