Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi III DPR Arsul Sani mengatakan, pihaknya datang menemui lima kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang ditetapkan sebagai tersangka kerusuhan dalam demo 4 November lalu.
Arsul mengaku datang untuk memastikan kondisi mereka dalam keadaan baik. Sebab, kabar yang berembus ke telinganya, mereka mendapat perlakuan tidak baik selama pemeriksaan.
Advertisement
"Kami ke sini untuk memastikan dan mengecek apakah benar anak-anak tersebut diisolasi, kemudian diperiksa tanpa didampingi kuasa hukum. Itu yang kami cek," ujar Arsul Sani di Mapolda Metro Jaya, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2016).
Namun dalam kedatangannya, Arsul mengatakan, Komisi III tidak menemukan adanya pelanggaran petugas saat menjalankan pemeriksaan. Perlakuan yang didapat kelima tersangka, menurut dia sudah sesuai prosedur.
"Pemeriksaan biasa-biasa aja. Sudah dikasih makan dan malah pada ngerokok. Kami saja tidak kuat dengan ruangan rokok," Arsul menjelaskan.
Sementara itu, Arsul dan tiga anggota Komisi III yang turut hadir, menolak berkomentar banyak terkait penangkapan tersebut. Meski merupakan alumni dari organisasi tersebut, Arsul mempersilakan pihak kepolisian untuk memproses kasus itu.
Komisi III DPR hanya akan mengawasi kinerja kepolisian dalam menangani persoalan tersebut. "Kami nanti lihat mereka sedang gelar (perkara) polda dan timnya. Kami lihat dulu, nanti kalau ada yang menyimpang baru kami komentari," Arsul memungkasi.
Empat anggota Komisi III DPR mendatangi Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Mereka tiba sore tadi sekitar pukul 15.45 WIB.
Satu per satu pejabat negara itu keluar dari mobil pengantarnya masing-masing. Mereka adalah Sufmi Dasco Ahmad dari Partai Gerinda, Arsul Sani dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Adies Kadir dari Partai Golongan Karya (Golkar), dan TB Soemandjaja dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).