Liputan6.com, Valencia - Sejak lama Jorge Lorenzo dianggap memiliki kesamaan dengan legenda MotoGP Italia, Max Biaggi. Tapi, apa sebenarnya kesamaan mereka? Pengamat MotoGP, Carlo Pernat, coba menjelaskannya.
Pernat menyebut Lorenzo pernah mengutarakan niatnya untuk berhenti menjadi pembalap pada 2008. Diakuinya, kemungkinan itu terjadi karena ia gagal mendapatkan tempat utama di Movistar Yamaha lantaran harus bersaing dengan Valentino Rossi.
Baca Juga
Advertisement
Seiring waktu, Lorenzo mengurungkan niatnya untuk pensiun setelah mampu beradaptasi dengan YZR M1 milik Yamaha.
"Lorenzo adalah pembalap yang lengkap. Ketika ia berada di momentum yang tepat, dia tak terkalahkan. Tapi dia selalu memiliki beberapa masalah tentang performa (naik-turun). Bahkan, pada 2008 misalnya, Lorenzo ingin berhenti balapan," ungkap Pernat seperti dikutip dari BSN, Rabu (9/11/2016).
Pernat menambahkan, "Dia (Lorenzo) sangat mirip dengan Max Biaggi di mana keduanya sama-sama berasal dari situasi keluarga yang sulit. Sehingga terkadang mereka tidak memiliki rasa percaya diri."
Soal Ducati
Tak hanya soal kemiripan Lorenzo dan Biaggi saja yang dibahas Pernat. Pria yang bekerja sebagai Manajer Andrea Iannone itu juga mengomentari kepindahan X-Fuera ke tim Ducati pada musim depan.
Menurutnya, motor Yamaha dan Ducati banyak perbedaan yang sangat menonjol. Salah satu yang patut ditelusuri adalah fisik pembalap karena motor Desmosedici GP16 dianggap banyak kalangan sangat menuntut fisik sang pengendara.
Ditambahkan, ini bukan persoalan yang perlu dikhawatirkan. Yang jelas, kata Pernat, Lorenzo harus mampu beradaptasi mengendarai kuda besi barunya selama menjalani tes pra musim di Valencia pada 15 November mendatang.
"Jorge sudah menunggangi motor Yamaha selama sembilan tahun dan itu merupakan motor yang mudah untuk dikendarai. Kita tahu bahwa Ducati adalah cerita yang berbeda karena motor Italia dikenal sangat menuntut fisik pembalap. Tapi kita akan lihat dan memahami tentang kemampuan Jorge selama tes di Valencia. Apakah dia mampu beradaptasi dengan cepat dengan mesin baru atau tidak," tutup Pernat.
(David Permana)
Advertisement