Menperin: Pilpres AS Tak Pengaruhi Industri RI di Jangka Pendek

Hasil Pemilu AS dapat diukur, dengan melihat keputusan Bank Sentral AS (The Fed) dalam menetapkan suku bunga pada akhir tahun.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 09 Nov 2016, 13:56 WIB
Ssektor industri tidak akan terdampak langsung hasil pilpres AS.

Liputan6.com, Jakarta Hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) dinilai tidak akan mempengaruhi industri di Indonesia. Sejauh ini, calon Presiden Partai Republik Donald Trump mengungguli perolehan suara dibandingkan pesaingnya Hillary Clinton.

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menyatakan sektor industri tidak akan terdampak langsung hasil pilpres tersebut. Dampak baru akan terasa dalam jangka panjang.

Adapun sektor yang terdampak langsung dari pilpres ini dalam jangka pendek adalah pasar modal.

‎"Kalau industri tidak terpengaruh secara langsung, pengaruh ke pasar modal, tidak terlalu dalam tanda petik pengaruhnya tidak jangka pendek, karena industri kan seluruhnya jangka panjang," kata dia di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (9/11/2016).

Menurut Airlangga, dampak  hasil Pemilu AS dapat diukur, dengan melihat keputusan Bank Sentral AS (The Fed) dalam menetapkan suku bunga pada akhir tahun.

"Kalau pemilu AS, tergantung pada nanti apakah di akhir tahun ini Fed menaikan interest rate atau tidak, itu kan merefleksikan dari pada hasil pemilu tadi," dia menjelaskan.

Airlangga memiliki pendapat sendiri tentang Trump yang sejauh ini unggul. Dia menilai, ‎Trump menunjukan ketidaksukaan dengan adanya kemitraan perdagangan lintas pasifik (Trans Pacific Partnership/TPP) yang ditunjukkan melalui kampanyenya.

Meski begitu, ‎Indonesia akan tetap bergabung dengan TPP, untuk meningkatkan daya saing. Karena dalam wadah tersebut tidak dikenakan bea keluar, atas ekspor antar negara yang menjadi anggotanya.

‎"Kalau semua masuk TPP, Singapura atau Malaysia, di dalam kita perlu ikut, karena daya saing industri alas kaki kita, mereka pakai tarif khusus itu sudah beda 5-10 persen," tutup Airlangga.(Pew/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya