Siswi SMK Bergelut dengan Tumor Leher 2 Kilogram

Rumah sakit daerah di Jambi menyerah untuk mengoperasi siswi SMK itu.

oleh Bangun Santoso diperbarui 09 Nov 2016, 18:02 WIB
Rumah sakit daerah di Jambi menyerah untuk mengoperasi siswi SMK itu. (Liputan6.com/Bangun Santoso)

Liputan6.com, Jambi - Nasib miris menimpa Herlia, siswi SMK Negeri 1 Kualatungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Provinsi Jambi. Di saat teman-temannya sibuk belajar, Herlia harus bergelut menahan sakit dan beban tumor seberat 2 kilogram di lehernya.

Nia, salah seorang teman sekaligus tetangga Herlia mengatakan, Herlia merupakan sosok periang dan lumayan pintar di sekolah. Meski mengidap penyakit yang menakutkan, ia tetap semangat menuntut ilmu.

"Kadang ia (Herlia) harus izin tidak sekolah karena harus bolak-balik berobat, kasihan dia," ujar Nia saat dihubungi di Kualatungkal, ibu kota Kabupaten Tanjabbar, Rabu (9/11/2016).

Menurut Nia, Herlia sehari-hari tinggal di Kelurahan Tungkal Harapan, Kabupaten Tanjabbar. Penyakit tumor yang berada tepat di lehernya terlihat amat memberatkan. Terlebih, keluarga Herlia merupakan keluarga yang biasa-biasa saja.

"Namun, kemarin sudah dibawa oleh petugas dinas kesehatan untuk dirujuk berobat," kata Nia.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tanjabbar Ahmad Putra mengatakan, sebelumnya Herlia terlebih dahulu dirujuk ke RSUD Raden Mattaher di Kota Jambi. Namun, rumah sakit tersebut tidak sanggup mengangkat tumor yang sudah membesar.

"Berat tumor diperkirakan sekitar dua kilogram," kata Ahmad.

Karena RSUD Raden Mattaher tidak sanggup, Herlia selanjutnya akan dirujuk ke rumah sakit khusus kanker di Jakarta yakni, Rumah Sakit Dharmais atau Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

"Jika Rumah Sakit Dharmais tidak sanggup, maka akan dirujuk ke RSCM," ucap Ahmad.

Menurut Ahmad, proses pengobatan Herlia dibantu menggunakan fasilitas BPJS, baik di Rumah Sakit Dharmais maupun RSCM. "Sementara untuk biaya pendampingan selama berobat di Jakarta, Dinkes Tanjabbar memberikan dana pendampingan Rp 200 ribu per hari," ujar Ahmad menambahkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya