Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat usai sempat melemah tajam. Pelaku pasar mulai merespons hasil perolehan pemilihan presiden AS pada 2016 yang dimenangkan oleh Donald Trump.
Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 255,27 poin atau 1,39 persen ke level 18.588,01. Indeks saham S&P 500 menguat 23,52 poin atau 1,1 persen ke level 2.163,08. Indeks saham Nasdaq bertambah 57,58 poin atau 1,11 persen ke level 5.251,07.
Usai peringatan berbulan-bulan kalau Donald Trump akan menciptakan ketidakpastian dan merusak sentimen, investor mengalihkan dananya ke sektor-sektor yang dapat mengambil manfaat dari kemenangan Donald Trump.
Baca Juga
Advertisement
"Pasar saham bertindak seperti "seorang remaja". Itu membuat banyak tuntutan tapi tidak tahu apa yang diinginkan," ujar Jake Dollarhide CEO Longbow Asset Management seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (10/11/2016).
Kenaikan indeks saham acuan didorong dari sektor saham kesehatan dan keuangan. Sektor saham keuangan mendorong indeks saham S&P dan Dow Jones lebih dari satu persen.
Sedangkan sektor saham real estate dan utilitas masing-masing merosot 2,48 persen dan 3,52persen.
"Ketika Anda melihat rencana Trump, mereka benar-benar pro pasar," ujar Analis JP Morgan Private Bank, Nadia Lovell.
"Peningkatan belanja fiskal itu bagus untuk infrastruktur dan pertahanan, namun kebijakannya kurang mendukung bank, dan kurang terlibat dalam sektor perawatan kesehatan. Ini yang dikhawatirkan pasar," tambah dia.
Meski pasar sempat khawatir, indeks CBOE Volatity yang mengukur kecemasan investor turun 20 persen.
Saham-saham yang mempengaruhi bursa saham antara lain saham Pfizer melompat 8,3 persen, dan menjadi pendorong terbesar di indeks saham S&P 500. Saham JP Morgan Chase melonjak 5,7 persen. Sedangkan saham Wells Fargo menguat 6,06 persen.