10 Proyek Prestisius Indonesia dengan Investasi Terbesar

Kebutuhan pendanaan infrastruktur mencapai Rp 4.900-Rp 5.000 triliun hingga 2019.

oleh Septian Deny diperbarui 10 Nov 2016, 09:30 WIB
Kebutuhan pendanaan infrastruktur mencapai Rp 4.900-Rp 5.000 triliun hingga 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah membuka peluang bagi pihak swasta untuk ikut serta dalam proyek pembangunan infrastruktur prioritas. Hal ini salah satunya untuk mengatasi kekurangan dana yang dimiliki oleh pemerintah dalam proyek-proyek tersebut.

Dalam pembukaan Indonesia Infrastructure Week 2016 Rabu 9 November 2016, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, dalam lima tahun pemerintah hanya mampu menyediakan anggaran sebesar Rp 1.500 triliun. Padahal, kebutuhan pendanaan untuk infrastruktur hingga 2019 diperkirakan mencapai Rp 4.900 triliun-Rp 5.000 triliun.

"Artinya ada kekurangan 75 persen, siapa yang mau ngisi? Ya swasta. Sehingga skema yang perlu saya sampaikan kepada investor, yang pertama yang berkaitan dengan sekuritisasi," kata dia.

‎Lantas, untuk proyek-proyek apa saja yang menjadi prioritas pemerintah hingga membutuhkan pendanaan sebesar itu. Dikutip dari data Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), berikut 10 proyek prioritas pemerintah yang menelan investasi dalam jumlah besar:

1. National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)

- Nilai investasi: Rp 600 triliun (Keseluruhan fase)
- Skema pendanaan: APBN dan APBD untuk Fase A, potensi KPBU untuk fase lainnya
- Lokasi: DKI Jakarta
- Penanggung jawab proyek: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan KemenPUPR
- Rencana mulai konstruksi: 2016
- Rencana mulai operasi: 2018

Deskripsi proyek:

National Capital Integrated Coastal Development mencakup pembangunan sebuah tanggul raksasa di bagian utara dari Teluk Jakarta sebagai cara untuk melindungi ibukota dari banjir.

Di dalam tanggul ini akan dibuat laguna-laguna besar untuk menampung aliran dari 13 sungai di Jakarta (tempat-tempat penampungan air yang menjadi waduk raksasa). Proyek ini terdiri dari 3 fase, yaitu fase A, fase B, dan fase C.


2. Revitalisasi 5 kilang minyak eksisting (RDMP)

- Nilai investasi: Rp 210 triliun
- Skema pendanaan: Potensi Penugasan BUMN
- Lokasi: Cilacap, Balongan, Dumai, Balikpapan, Plaju
- Penanggung jawab proyek: PT Pertamina
- Rencana mulai konstruksi: 2017
- Rencana mulai operasi: 2021

Deskripsi proyek:

Proyek RDMP adalah proyek untuk merevitalisasi lima kilang yang ada di Cilacap, Jawa Tengah; Balongan, Jawa Barat; Dumai, Riau; Balikpapan, Kalimantan Timur; Plaju, Sumatera Selatan untuk meningkatkan kapasitas kilang minyak di Indonesia.


Kilang Bontang


3. Kilang Bontang

- Nilai investasi: Rp 75 triliun-Rp 140 triliun
- Skema pendanaan: Kerja sama Pemerintah-Badan Usaha (KPBU)
- Lokasi: Bontang, Kalimantan Timur
- Penanggung jawab proyek: PT Pertamina
- Rencana mulai konstruksi: 2018
- Rencana mulai operasi: 2022

Deskripsi Proyek:

Kilang minyak Bontang adalah proyek pembangunan kilang minyak baru dengan kapasitas produksi bahan bakar minimal 235 ribu barel per hari yang akan dibangun di Bontang, Kalimantan Timur.

Perencanaan pembangunan Kilang Minyak Bontang menggunakan konfigurasi yang mempertimbangkan sistem lain seperti sistem petrokimia. Hasil produksi kilang minyak tersebut akan diutamakan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar dalam negeri.

4. Kilang Tuban

- Nilai investasi: Rp 108 triliun
- Skema pendanaan: Kerjasama dengan Rosneft
- Lokasi: Tuban, Jawa Timur
- Penanggung jawab proyek: PT Pertamina
- Rencana mulai konstruksi: 2018
- Rencana mulai operasi: 2021

Deskripsi Proyek:

Kilang Minyak Tuban adalah proyek pembangunan kilang minyak baru dengan kapasitas produksi 300 ribu barel per hari yang akan dibangun di Tuban, Jawa Timur. Perencanaan pembangunan Kilang Minyak Tuban akan menggunakan konfigurasi petrokimia (terintegrasi dengan PT Trans Pacific Petrochemical Indotama)


5. 8 Ruas Tol Trans Sumatera


- Nilai investasi: Rp 81 Triliun (8 ruas)
- Skema pendanaan: Penugasan PT Hutama Karya
- Lokasi: Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan dan Lampung
- Penanggung jawab proyek: Penugasan PT Hutama Karya
- Rencana mulai konstruksi: 2015 (untuk sebagian seksi)
- Rencana mulai operasi: 2016 (seksi 3 ruas Medan – Binjai)

Deskripsi Proyek:

Jalan Tol Trans Sumatera sepanjang 304 km akan menghubungkan Pulau Sumatera dari Aceh hingga Bakauheni. Tahap 1 terdiri atas 8 ruas, terbagi menjadi empat ruas awal: (1) Medan-Binjai, (2) Palembang-Indralaya, (3) Pekanbaru-Dumai, (4) Bakauheni-Terbanggi Besar; dan empat ruas tambahan: (5) Terbanggi Besar-Pematang Panggang, (6) Pematang Panggang-Kayu Agung, (7) Palembang-Tanjung Api-Api dan (8) Kisaran-Tebing Tinggi.


PLTU Batang

6. PLTU Batang

- Nilai investasi: Rp 40 triliun
- Skema pendanaan: IPP dengan investor terpilih adalah PT Bhimasena Power Indonesia (PT BPI)
- Lokasi: Batang, Jawa Tengah
- Penanggung jawab proyek: PT PLN
- Rencana mulai konstruksi: 2016
- Rencana mulai operasi: 2019


Deskripsi Proyek:

PLTU Batang atau Central Java Power Plant (CJPP) adalah proyek pembangkit listrik tenaga uap ultra critical sebesar 2 x 1.000 MW di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

PLTU Batang akan dibangun oleh Special Purpose Vehicle (SPV) PT Bhimasena Power Indonesia yang beranggotakan J-POWER (34  persen), Adaro (34 persen), dan Itochu (32 persen). Proyek ini telah mendapatkan penjaminan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) dan Pemerintah Pusat untuk risiko politik dan force majeure.

7. LRT Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi

- Nilai investasi: Rp 34,3 triliun (estimasi untuk lintas pelayanan 1-6)
- Skema pendanaan: Penugasan PT Adhi Karya (Persero) Tbk
- Lokasi: Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi
- Penanggung jawab proyek: Kementerian Perhubungan
- Rencana mulai konstruksi: 2015
- Rencana mulai operasi: 2018


Deskripsi Proyek:

Pembangunan LRT dengan enam lintas pelayanan: (1) Cawang – Cibubur, (2) Cawang – Kuningan – Dukuh Atas, (3) Cawang – Bekasi Timur, (4) Dukuh Atas – Senayan, (5) Cibubur – Bogor, (6) Palmerah – Bogor.

LRT ditargetkan untuk beroperasi pada 2018 sejalan dengan perhelatan kompetisi olahraga Asian Games 2018 yang akan diselenggarakan di Jakarta dan Palembang.

8. Pelabuhan Internasional Hub Bitung

- Nilai investasi: Estimasi Rp 34 triliun
- Skema pendanaan: Potensi Kerja  sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)
- Lokasi: Bitung, Sulawesi Utara
- Penanggung jawab proyek: Kementerian Perhubungan
- Rencana mulai konstruksi: 2017
- Rencana mulai operasi: 2019

Deskripsi Proyek:

Pelabuhan ini dipilih sebagai Pelabuhan Hub Internasional di kawasan timur Indonesia dengan pertimbangan, pertama, pertumbuhan di Wilayah Timur Indonesia memiliki potensi lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah barat Indonesia. Kedua, Dinamika logistik di Wilayah Timur Indonesia diharapkan bertumbuh secara eksponensial.


Pelabuhan Kuala Tanjung


9. High Voltage Direct Current (HVDC)

- Nilai investasi: Rp 33,4 triliun
- Skema pendanaan: APBN dengan Pinjaman Luar Negeri
- Lokasi: Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat
- Penanggung jawab proyek: PT PLN
- Rencana mulai konstruksi: PLN Menunda proyek ini
- Rencana mulai operasi     : -

Deskripsi Proyek:

High Voltage Direct Current (HVDC) adalah proyek pembangunan sistem transmisi interkoneksi antara Sumatra dan Jawa dimana salah satu fungsinya adalah untuk mengalirkan listrik yang dihasilkan oleh PLTU Mulut Tambang Sumatera Selatan 8, 9, dan 10 ke Pulau Jawa.


10. Pelabuhan Internasional Hub Kuala Tanjung

- Nilai investasi: Estimasi Rp 30 triliun
- Skema pendanaan: Potensi Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)
- Lokasi: Kuala Tanjung, Sumatera Utara
- Penanggung jawab proyek: Kementerian Perhubungan
- Rencana mulai konstruksi: 2017
- Rencana mulai operasi: 2020

Deskripsi Proyek:

Pengembangan pelabuhan di Kuala Tanjung menjadi pelabuhan hub internasional sebagai pintu masuk ke wilayah barat Indonesia. Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan oleh Kementerian Perhubungan pada 2015, pengembangan pelabuhan akan meningkatkan volume arus peti kemas hingga 12,4 juta TEUs pada 2039.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya