Raja Arab Saudi Mengucapkan Selamat Kepada Donald Trump

Donald Trump berterima kasih kepada sang Raja dan menekankan keinginannya untuk mengembangkan hubungan bilateral antara dua negara.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 10 Nov 2016, 13:09 WIB
Raja Salman dari Saudi Arabia mengucapkan selamat kepada Donald Trump atas kemenangannya dalam pemilu AS 2016. (Sumber The Daily Beast)

Liputan6.com, Riyadh - Pada Rabu lalu, Raja Salman dari Arab  Saudi menelepon Donald Trump untuk mengucapkan selamat atas kemenangannya dalam Pemilu AS.

Dikutip dari Al Arabiya pada Kamis (10/11/2016) pernyataan yang tertera dalam Saudi Press Agency (SPA) menyebutkan bahwa Raja Salman menegaskan aspirasi Saudi untuk memajukan "hubungan bersejarah dan strategis dengan Amerika Serikat dan bekerja bersama untuk menghadirkan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah."

Menanggapi pernyataan tersebut, Donald Trump berterima kasih kepada sang Raja dan menekankan "keinginannya untuk mengembangkan hubungan bilateral unik antara dua negara bersahabat," demikian lanjutan pernyataan SPA.

Sebelumnya, Raja Salman mengatakan bahwa pemerintah dan rakyat Arab Saudi mengucapkan selamat kepada pemimpin baru AS yang telah meraih lebih dari suara 270 elektoral setelah memastikan meraup 20 suara elektoral dari negara bagian Pennsylvania.

Sang Raja juga berharap kemajuan bagi pemerintah dan rakyat AS, dan kemudahan bagi administrasi baru pimpinan Trump untuk meraih keamanan dan kestabilan bukan hanya di Timur Tengah, tapi juga di seluruh dunia.

Raja Salman memuji "hubungan dekat bersejarah yang berakar mendalam antara dua negara bersahabat yang oleh semua pihak ingin dikembangkan di segala bidang demi kepentingan dua negara."


Mendukung Hillary Clinton

Sementara itu, masih dari Al Arabiya, laporan hasil jajak pendapat 9 negara yang dilakukan oleh Arab Center for Research and Policy Studies mengungkapkan bahwa sekitar 68 persen warga Saudi Arabia mendukung Hillary Clinton.

Pada Rabu lalu, hasil polling oleh lembaga penelitian di Washington DC itu juga mengungkap bahwa sekitar 46 persen penjawab jajak pendapat menyebutkan Donald Trump sebagai seorang yang buruk.

Ekspresi capres AS dari Partai Republik, Donald Trump ketika melihat rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton sebelum dimulainya perhelatan debat ketiga dan terakhir capres AS di University of Nevada, Las Vegas, Rabu (19/10). (REUTERS/Mike Blake)

Sembilan negara yang disertakan dalam jajak pendapat adalah Ajazair, Mesir, Irak, Kuwait, Maroko, Yordania, dan Palestina (Tepi Barat dan Jalur Gaza), Saudi Arabia, dan Tunisia. Rata-rata 400 orang dari tiap negara itu dimintai jawaban.

Ditanya tentang kandidat yang berpengaruh positif pada kebijakan AS terhadap Timur Tengah, sekitar 65 persen warga Saudi mengatakan bahwa kemenangan Hillary Clinton berpengaruh positif kepada kawasan Arab.

Yang menarik, walaupun 66 persen publik Arab mengharapkan Clinton menang, ada 11 persen penjawab yang mendukung kemenangan Donald Trump.

Dukungan terbesar kepada Hillary Clinton berasal dari Maroko dan Tunisia, sedangkan dukungan paling sedikit berasal dari Palestina dan Irak. Sementara itu, presentasi tertinggi dukungan kemenangan Donald Trump berasal dari Irak dan Mesir.

Ketika ditanya tentang isu yang harus menjadi fokus presiden mendatang di AS, para penjawab survei mengatakan bahwa prioritas pertama adalah agar jangan ikut campur urusan dalam negara-negara Arab.

Prioritas lainnya adalah perlawanan terhadap ISIS, penyelesaian konflik Palestina-Israel, dan penyelesaian krisis Suriah serta Yaman.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya