Veteran Bengkulu Tersinggung di Hari Pahlawan

Veteran merasa kurang dihargai.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 10 Nov 2016, 16:30 WIB
Veteran terseinggung di Bengkulu (Liputan6.com / Yuliardi Hardjo Putro)

Liputan6.com, Bengkulu - Peringatan Hari Pahlawan 10 November di Bengkulu diwarnai aksi marah Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Provinsi Bengkulu Mayor Inf (Purn) Fauzi Matsani.

Veteran perang yang pensiun dari militer 15 tahun lalu itu merasa tersinggung karena dalam upacara Hari Pahlawan tahun ini hanya seorang saja yang diundang. Sedangkan, jumlah veteran di Bengkulu yang saat masih hidup berjumlah 131 orang.

Undangan yang diberikan pemerintah Provinsi Bengkulu hanya ditujukan untuk ketua saja. Para anggota yang ingin ikut dalam upacara terpaksa dilarang untuk bergabung.

"Ini pertama dalam sejarah, hanya satu orang yang diundang, apa maksudnya?" ujar Fauzi dengan suara lantang.

Ketersinggungan Fauzi berlanjut karena saat upacara dia diposisikan duduk di barisan para undangan yang mewakili organisasi kepemudaan. Posisi ini terpisah dengan para pejabat setingkat eselon II yang diberikan fasilitas tenda VIP.

Bahkan setelah upacara berakhir, inspektur upacara Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti langsung meninggalkan lapangan tanpa menyalami perwakilan pejuang kemerdekaan tersebut. Alasannya karena terburu-buru akan menuju makam pahlawan untuk melakukan prosesi tabur bunga.

"Kita akan langsung menuju Makam Pahlawan," kata Ridwan Mukti.

Fauzi yang ditinggal begitu saja tanpa disalami gubernur itu langsung menghampiri para wartawan dan mengatakan tidak ada penghormatan dari pemerintah Bengkulu terhadap para veteran pejuang.

"Jangankan mau memperhatikan nasib kami, ini contohnya, mereka tidak peduli," kata Fauzi Matsani.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya