Liputan6.com, Jakarta Donald Trump memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat. Terkait dampaknya bagi perekonomian di Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah masih terus mencermatinya.
Pemerintah masih menunggu kebijakan yang bakal diambil presiden dari Partai Republik tersebut.
Namun Darmin meyakini, kampanye yang selama ini digaungkan Donald Trump belum tentu bakal benar-benar dijalankan orang nomor satu tersebut.
Menurut Darmin, Donald Trump sendiri yang bakal melakukan sinkronisasi terhadap kebijakan yang dia ambil. Memang beberapa kebijakan ekonomi Trump dikenal cukup kontroversial. Seperti memutuskan beberapa kerjasama perdagangan bebas dengan negara lain.
Baca Juga
Advertisement
"Bahan kampanye nggak bisa mentah-mentah dipakai untuk sesuatu bahwa pasti akan begini. Karena apa, kampanye untuk menarik hati orang. Kedua kampanye ada yang sebenarnya bertentangan pelaksanaannya satu sama lain. Misalnya apa, mengatakan bahwa harus mau proteksionis tapi di pihak lain AS menjadi negara yang dihormati kembali. Itu nggak sejalan," kata dia usai acara Outlook Ekonomi Indonesia 2017 di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (10/11/2016).
Sebab itu, menurut Darmin, pemerintah belum bisa memberikan respon atas terpilihnya Trump. Dia meyakini Trump akan mencari titik temu atas visi misinya dalam kampanye.
"Ini belum waktunya untuk menjawab seperti apa ini, karena kita mau lihat bikin bagaimana kombinasinya karena harus memilih, seberapa jauh, kalau bertentangan kemudian mana yang menang atau titik temunya di mana. Jadi belum waktunya menyimpulkan kebijakannya," lanjut Darmin.
Dia mengatakan, reaksi investor sendiri dianggap mencerminkan kondisi yang ada saat ini.
"Kalau reaksi pasar, ada reaksi pasar, di kita kemarin ada koreksi sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak terlalu besar perubahannya," tukas dia.(Amd/Nrm)