Ketar-ketir Industri Teknologi AS atas Kemenangan Donald Trump

Kemenangan Donald Trump sebagai presiden terpilih AS tidak direspon antusias dari kalangan sektor industri teknologi.

oleh Corry Anestia diperbarui 10 Nov 2016, 16:15 WIB
Capres AS dari Partai Republik, Donald Trump saat debat capres AS ketiga dan terakhir di University of Nevada, Las Vegas, Rabu (19/10). (REUTERS/Mark Ralston/Pool)

Liputan6.com, Jakarta - Kemarin, Rabu (9/11/2016), calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, memenangkan pengumpulan suara atas pemilihan presiden di Amerika Serikat (AS). Trump mengalahkan rivalnya, Hillary Clinton, dari kubu Partai Demokrat. 

Sayangnya, kemenangan Trump tidak diikuti antusias oleh sebagian warga AS. Banyak yang kecewa hingga menangis atas hasil tersebut.

Bahkan, sejumlah media mulai memberitakan dampak yang akan terjadi terhadap berbagai sektor bisnis di Negeri Paman Sam tersebut. Salah satunya adalah sektor industri teknologi, komunikasi, dan informasi (TIK).

Seperti dikutip Telecom Lead dari Wall Street Journal, Rabu (10/11/2016), terpilihnya Trump diindakasi tidak akan memuluskan jalannya merger antara AT&T dan Time Warner

Hal ini bakal ditakutkan oleh perusahaan-perusahaan lainnya yang berencana merger di masa depan. Demikian juga soal penerapan konsep net neutrality atau kesetaraan mengakses internet.

Padahal sebelumnya, Barrack Obama mendukung penuh net neutrality yang kebijakannya telah diterbitkan oleh Federal Communications Commision (FCC) pada 2015 lalu. 

Sementara, The Street juga melaporkan bahwa terpilihnya Trump akan membawa kabar baik sekaligus kabar buruk bagi para perusahaan teknologi raksasa seperti Apple dan Amazon. Bahkan, Silicon Valley tengah ketar-ketir menanti langkah yang akan diambil Trump nanti.

Tak hanya itu saja, ada indikasi besar bahwa kemenangan Trump akan membawa dampak terhadap industri aplikasi mobile di AS. 

(Cas/Isk)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya