Liputan6.com, Australia Sebagian besar wanita yang menderita vaginismus mengungkapkan, hubungan seksual jadi sangat menyakitkan atau tidak akan berhasil. Hal ini dikarenakan, otot-otot sekitar area vagina penderita vaginismus menutup dan mencegah penis pasangannya untuk melakukan penetrasi.
Baca Juga
Advertisement
Vaginismus bukan karena kelainan fisik organ seks. Beberapa wanita mempertanyakan, apakah vagina terlalu kecil atau tidak memiliki lubang vagina sama sekali. Faktor tersebut menjadi alasan melakukan hubungan seksual sangat sulit. Tapi sebagian besar kasus, vagina dianggap normal dan mampu melakukan hubungan seksual tanpa rasa sakit.
Wanita hanya perlu membuat otot panggul di sekitar saluran vagina santai. Wanita biasanya mengalami vaginismus setelah malam pernikahan mereka. Akibatnya, seks menjadi sesuatu yang tidak mungkin dilakukan lagi. Para wanita memercayai, vaginismus yang dialami termasuk kesalahan mereka.
Mereka menyalahkan diri sendiri atau pasangan, yang berujung menyebabkan rasa frustrasi dan menolak bercinta. Rasa ini seperti tabu diungkapkan bahkan pasangan terlalu malu membicarakan persoalan ini dengan keluarga atau teman-teman.
Beragam pertanyaan dari keluarga, seperti mengapa mereka belum memiliki anak. Ada pula kasus, beberapa pasangan membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum akhirnya memeriksakan diri ke dokter. Beberapa dokter yang tidak memahami kondisi vaginismus, akan menyarankan pasien mereka untuk melakukan operasi. Padahal, tak harus begitu solusinya.
Tidak Harus Dioperasi
Tidak Harus Dioperasi
Melansir laman The Huffington Post, Kamis (10/11/2016), beberapa wanita diberitahu, vagina mereka terlalu kecil dan perlu dioperasi untuk memperluas masuknya penis. Saran lain mengatakan, wanita yang menderita vaginismus harus menjalani hymenectomy, prosedur menghapus seluruh atau sebagian dari selaput dara.
Sebagian besar perempuan di Australia mempunyai pendidikan tinggi dari berbagai universitas terkemuka. Pada usia menjelang akhir 20-an tahun, mereka menikah dan menetap. Demi menghormati keluarga dan budaya, mereka memutuskan untuk tidak berhubungan seks sebelum menikah.
Ada dua tipe vaginismus. Vaginismus primer, yaitu bila tiap melakukan hubungan intim terasa sakit, dan vaginismus sekunder. Vaginismus sekunder terjadi ketika seorang wanita yang sebelumnya telah berhubungan seksual menjadi trauma akibat kelahiran anak yang sulit, kekerasan seksual atau pengalaman menyakitkan lainnya.
Pengalaman menyakitkan lain berupa infeksi panggul atau vagina, gairah seksual yang rendah karena kurangnya pelumasan, dan menopause.
Vaginismus dapat diobati dengan konseling yang akan mengurangi kecemasan. Selain itu, pelatihan kembali otot-otot dasar panggul. Wanita juga perlu belajar soal psikoseksual untuk mendalami anatomi seksual. Melalui konseling, wanita bisa membebaskan diri dari pemikiran negatif.