Liputan6.com, Jakarta - Ada yang berbeda ketika Dani Alves bersama Brasil yang sukses hajar Argentina 3-0 pada lanjutan babak kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Amerika Selatan. Pasalnya, pada pertandingan yang berlangsung di Estadio Governador Magalhaes Pinto, Jumat (11/11/2016) pagi WIB, bek Juventus itu pakai nomor punggung 4.
Baca Juga
Advertisement
Jersey nomor punggung 4 merupakan warisan dari mendiang Carlos Alberto. Legenda sepak bola Brasil itu meninggal dunia akibat serangan jantung pada Oktober lalu, di usia 72 tahun.
Alberto dianggap sebagian kalangan sebagai salah satu pemain terbesar sepanjang masa. Yang paling dikenal dari sosok mendiang Alberto adalah ketika ia mencetak salah satu gol terbaik sepanjang sejarah Piala Dunia saat menjadi kapten Brasil untuk memenangi final 1970 atas Italia.
Sebagai bentuk penghormatan kepada mendiang Alberto. Alves, yang disebut-sebut memiliki talenta mirip dengan sang legenda ingin mengenakan jersey nomor punggung 4 selama bentrok dengan tim Tango.
"Saya beruntung bisa bertemu Alberto dan mengatakan semua hal yang saya ketahui tentang dia selama membela Selecao. Jika Anda menyukai atau mengagumi seseorang, Anda harus mengatakan apa yang harus Anda katakan ketika sang idola masih hidup, dan jangan menunggu sampai meninggal dunia," ungkap Alves seperti dikutip The Sun.
"Sebagai bentuk penghormatan Konfederasi membuat keputusan untuk melakukan penghormatan ini. Sehubungan dengan 'kapten abadi', maka saya dipercaya untuk mengenakan jersey nomor punggung 4 di pertandingan melawan Argentina," pungkas Alves.
Menang Telak
Laga Brasil versus Argentina itu berllangsung ketat. Namun Brasil lebih tangguh ketimbang tim tamunya. Tim Samba pun makin kokoh menduduki peringkat teratas di klasemen sementara dengan 24 poin dari 11 laga yang dilewati.
Sedangkan Argentina tercecer di urutan keenam dengan raihan 16 angka. Meski masih menyiskan 7 pertandingan lagi, Argentina wajib berbenah jika tak ingin malu lagi.
Pelatih Argentina, Edgardo Bauza yang diangkat pada Agustus lalu itu wajib mendongkrak performa tim yang sedang kehilangan kepercayaan diri.
(David Permana)