Liputan6.com, Sydney - Misi budaya kini sedang dijalankan oleh Persatuan Insan Kolintang Nasional Indonesia (PINKAN), agar alat musik tradisional kolintang meraih pengakuan UNESCO, badan budaya di bawah PBB.
Bertempat di Sydney Opera House, tujuh pemain kolintang yang didatangkan dari Indonesia menampilkan kesenian musik asal Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu 9 November 2016 malam.
Advertisement
"Acaranya sukses, dari ruangan berkapasitas 350 orang, semua kursi terpenuhi bahkan ada yang sampai terpaksa berdiri," ujar Filda Yusgiantoro, Ketua Panitia Konser Kolintang seperti Liputan6.com kutip dari Australia Plus Jumat (11/11/2016).
Penonton pun ikut bertepuk tangan dan bersenandung mengikuti alunan lagu 'Waltzing Matilda'.
"Konser ini pada awalnya merupakan usulan Jaya Suprana, yang hampir setiap tahun membawa pianis-pianis muda asal Indonesia untuk tampil di Sydney Opera House," jelas Filda yang juga kandidiat Doktor di bidang bisnis dan keuangan dari Monash University, Melbourne.
"Tujuannya adalah sebagai upaya agar kolintang diakui UNESCO sebagai Intangible Culture Heritage."
Filda menjelaskan, kolintang patut menjadi warisan budaya dunia. Selain karena keaslian karya bangsa, juga dapat menembus batas budaya-budaya lain.
PINKAN saat ini sedang mengajukan agar kolintang bisa diakui di UNESCO, meski ada banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Beberapa syarat lainnya adalah adanya film dokumenter soal kolintang dan museum kolintang.
Filda pun berharap pengajuan ke UNESCO bisa dilakukan selambat-lambatnya tahun 2017 mendatang.
PINKAN juga baru saja melantik komisariat dan pengurus cabang Australia.
"Nantinya program mereka selain mempromosikan kolintang, juga menggelar workshop (pelatihan bermain kolintang) bersama Kedutaan Besar RI di Australia atau kantor-kantor Konsulat Jenderal RI di beberapa negara bagian."
Dalam acara tersebut juga ditampilkan pagelaran busana dari koleksi terbaru perancang Iwan Tirta, yang juga pernah memperjuangkan agar batik tercatat sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia.