Warga menempel pesan post-it sebagai bagian dari 'subway therapy' di dinding stasiun Union Square, New York, Kamis (10/11). Subway therapy digunakan kaum komuter yang kesal dan kecewa dengan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS. (DREW ANGERER/AFP)
Alma Berti menulis pesan di selembar post-it sebagai bagian dari 'subway therapy' di dinding stasiun Union Square, New York, Kamis (10/11). Kegiatan ini menjadi semacam terapi bagi warga yang ingin melepaskan emosi mereka. (DREW ANGERER/AFP)
Sejumlah pesan di post-it sebagai bagian dari 'subway therapy' di dinding stasiun Union Square, New York, Kamis (10/11). Subway therapy digunakan kaum komuter yang kesal dan kecewa dengan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS. (DREW ANGERER/AFP)
Sejumlah warga menempelkan post-it sebagai bagian 'subway therapy' di dinding stasiun Union Square, New York, Kamis (10/11). Subway therapy digunakan kaum komuter yang kesal dan kecewa dengan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS (DREW ANGERER/AFP)
'Subway therapy' yang digagas seniman Matthew Chavez di dinding selasar menuju stasiun Union Square, New York, Kamis (10/11). Kegiatan ini menjadi semacam terapi bagi warga, khsuunya kaum komuter, yang ingin melepaskan emosi mereka. (DREW ANGERER/AFP)
Seorang wanita menempelkan post-it sebagai bagian dari 'subway therapy' di dinding stasiun Union Square, New York, Kamis (10/11). Subway therapy digunakan kaum komuter yang kesal dan kecewa terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS. (DREW ANGERER/AFP)
Sejumlah warga menulis di post-it sebagai bagian 'subway therapy' di dinding stasiun Union Square, New York, Kamis (10/11). Subway therapy digunakan kaum komuter yang kesal dan kecewa dengan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS (DREW ANGERER/AFP)