Liputan6.com, New York - Donald Trump saat ini berstatus sebagai presiden terpilih Amerika Serikat (AS). Bukan hanya kemenangannya yang di luar prediksi banyak pihak, namun data pemilih pilpres AS 2016 juga cukup mengejutkan.
Seperti dikutip dari Mashable.com, Jumat (11/11/2016) data exit poll dan beberapa analisis awal, terdapat satu hal yang sangat jelas. Hillary mendapat dukungan yang sangat rendah dari banyak populasi penting jika dibandingkan dengan momen kemenangan Barack Obama atas Mitt Romney.
Advertisement
Terdapat sekitar 231 juta orang warga AS yang memenuhi syarat untuk memberikan suara mereka dalam pemilu. Namun menurut United States Election setengah di antaranya memilih untuk 'golput' dalam pilpres 2016 atau dengan kata lain hanya sekitar 131 juta orang yang berpartisipasi.
Hasil utuhnya baru akan keluar dalam waktu dua minggu. Sementara data awal popular votes menunjukkan 46,6 persen warga AS 'golput', 25,6 persen memilih Hillary dan 25,5 persen memilih Trump.
Di negara-negara Swing States seperti Florida, Ohio, North Carolina, Wisconsin, Michigan, Iowa dan Pennsylvania sebanyak 36,5 persen warga memilih abstain. Sementara 29,9 persen memilih Hillary dan 30,9 persen memberikan suaranya kepada Trump.
Namun data ini tidak menunjukkan partisipasi terendah warga AS dalam pilpres. Pada 1996 dalam pemilu presiden di mana Bill Clinton berhadapan dengan Bob Dole, sekitar 49 persen warga AS yang memenuhi syarat untuk memberikan suara mereka dalam pemilu memilih abstain.
Meski Clinton unggul dalam popular votes, namun Trump berhasil menyapu sejumlah Swing States seperti Michigan, Wisconsin, Florida, dan Pennsylvania sehingga ini menyumbangkan tingginya electoral votes. Demikian seperti dikutip dari Heavy.com.
Seperti dimuat dalam sejumlah analisis, salah satu kelemahan Hillary adalah ketidakmampuannya memotivasi basis Demokrat seperti para pendahulunya. Dalam kasus ini, Trump juga meraih suara yang tidak kurang atau lebih signifikan dibanding Romney pada 2012 dan John McCain pada 2008, namun ketertinggalan Hillary atas Obama disebut lebih jauh.