Liputan6.com, Hammam al-Alil - Di tepi sungai Tigris, sejumlah pria duduk dan tersenyum lega karena polisi dan tentara Irak serta pemuda setempat berenang di sebuah kolam mata air di sebuah kota yang baru saja direbut dari ISIS beberapa hari lalu, Hammam al-Ali.
Di antara mereka ada yang meloncat ke dalam kolam, melumuri wajahnya dengan lumpur, bahkan melakukan selfie dengan muka dan tubuh penuh lumpur.
Baca Juga
Advertisement
Itu mungkin menjadi pemandangan langka yang bisa dilihat di kota-kota sekitar Mosul akhir-akhir ini. Pasalnya, sejak 17 Oktober lalu pasukan Irak telah memulai pertempuran untuk merebut kembali 'benteng' terakhir ISIS.
"Waktu kemenangan telah tiba dan operasi untuk membebaskan Mosul sudah dimulai," ujar Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi pemerintah.
"Hari ini saya umumkan awal operasi kemenangan untuk membebaskan Anda dari kekerasan dan terorisme Daesh (sebutan lain untuk ISIS)," ujar al-Abadi.
Mosul berada di bawah kendali ISIS sejak Juni 2014, di mana serangan pasukan Irak untuk merebut kembali kota tersebut telah direncanakan selama berbulan-bulan.
Melalui operasi tersebut, pasukan koalisi berhasil merebut kembali wilayah di desa dan kota di sekitar Mosul, termasuk Hammam al-Ali yang berhasil bebas dari cengkeraman ISIS pada 7 November lalu.
Beberapa hari yang lalu, sebuah kuburan massal berisi 100 jasad korban pemenggalan ditemukan di sebuah sekolah pertanian di kota tersebut.
"Kelompok militan ISIS terus melakukan kejahatan kepada warga kami," ujar Komando Gabungan Militer Irak dalam sebuah pernyataan. Tim khusus pun dikirimkan ke lokasi untuk menyelidiki pembunuhan.
Menurut keterangan warga seperti dilansir Reuters, ISIS telah menduduki sekolah pertanian itu dan dijadikan sebagai basis mereka dan menjadi tempat untuk menyiksa dan membunuh korbannya. Banyak yang memperkirakan bahwa sekitar 200 orang dibunuh dalam beberapa minggu sebelum kelompok militan tersebut dipukul mundur dari kota itu.