Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan masih akan mengkaji keterlibatan Indonesia dalam lingkup perjanjian kerja sama Trans-Pacific Partnership (TPP). Hal ini menyusul terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
Enggartiasto mengungkapkan, Kementerian Perdagangan masih akan menunggu kelanjutan perjanjian kerja sama TPP ke depannya. Sebab, saat masa kampanye, Trump menyatakan tidak akan melanjutkan perjanjian kerja sama ini jika dirinya terpilih sebagai presiden.
"Karena Trump dalam kampanyenya menyatakan tidak akan melanjutkan TPP, sedangkan Hillary juga akan menegosiasikan. Ini sedang kami studi (pelajari)," ujar dia di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Jumat (11/11/2016).
Baca Juga
Advertisement
Setelah kemenangan Trump dalam pemilihan presiden (pilpres) AS, banyak negara yang tidak berani mengambil keputusan. Negara-negara tersebut masih menunggu seperti apa kebijakan yang akan diterapkan oleh Trump terkait perjanjian kerja sama yang dijalankan oleh AS.
"Tidak ada negara satu pun enggak berani ambil sikap mengenai TPP. Dalam proses perjanjian seperti itu kan memakan waktu dan negosiasinya ketat. Ini masih proses tapi kita akan wait and see," kata dia.
Selain TPP, Indonesia juga tengah melakukan negosiasi dalam perjanjian kerjasama lain yaitu Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Enggar menyatakan perjanjian kerja sama ini dinilai lebih menjanjikan bagi Indonesia ketimbang TPP.
"RCEP akan lebih kondusif ke depan dengan kondisi TPP yang minimal akan delay. Kita akan ikuti perkembangan apa yang terjadi. RCEP Insya Allah di 2017 karena ada ganjalan dari satu negara yang pengaruh ke yang lain. Tapi rasanya akan makin besar peranannya," tandas dia. (Dny/Gdn)