Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 2 WNI diculik di perairan Sabah Malaysia pada Sabtu, 5 November 2016. Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan informasi tersebut ke publik pada 6 November.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) pun bergegas mencari tahu keberadaan keduanya, bahkan Menlu Retno terbang menemui Menteri Besar Sabah, Dato Musa Aman di Kota Kinabalu, Malaysia.
Advertisement
Dalam pertemuan pada 8 November tersebut, dibahas upaya untuk menyelamatkan kedua WNI yang diculik.
Informasi terbaru dari Kemlu, saat ini 2 WNI yang diculik di Perairan Sabah, Malaysia berada di wilayah Sulu, Filipina.
"Di Sulu. Jadi satu hari sesudah penculikan saya sudah menerima informasi dari kolega saya di Filipina bahwa mereka dibawa ke Sulu," ujar Menlu Retno usai rapat koordinasi terbatas di Kantor Kementerian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Jakarta, Jumat (11/11/2016) seperti dikutip dari Antara.
Kendati demikian, Menlu Retno menuturkan tidak mengetahui dua WNI yang ditangkap di Perairan Malaysia itu berada bersama dua WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di perairan Filipina.
"Itu belum ada informasi. Apakah mereka bersama dengan dua orang yang sebelumnya atau berada di tempat yang terpisah," tuturnya.
Menlu Retno mengatakan pemerintah terus berupaya untuk membebaskan mereka.
"Kami masih terus bekerja untuk membebaskan mereka (WNI yang disandera)," ujarnya.
Sebelumnya, Kemlu mengimbau para anak buah kapal (ABK) di perairan Sabah, Malaysia tidak melaut hingga kondisi kondusif, usai penculikan terhadap dua orang kapten kapal di kawasan tersebut.
Dua WNI diculik saat sedang menangkap ikan di wilayah terumbu Pengarus Perairan Kertam sekitar 13-15 mil laut dari muara Kuala Kinabatangan Negeri Sabah, Malaysia.
Keduanya adalah La Utu bin La Raali dari kapal SSK 00520F dan La Hadi bin La Adi dari kapal SN 1154/4F. Mereka berasal dari Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.