Liputan6.com, Jakarta - Ilmu pengetahuan telah mengubah banyak aspek di dunia dengan cara yang mungkin tidak pernah nenek moyang kita pernah bayangkan.
Percobaan yang dilakukan oleh ilmuwan bijak akan memperkaya sejumlah pemahaman yang telah ada dan dapat mengatasi sejumlah masalah di dunia. Sebut saja penemuan penisilin, listrik, bahkan energi terbarukan.
Advertisement
Namun sejumlah ilmuwan ada yang rela melakukan eksperimen 'gila' untuk membuktikan hipotesisnya atau menjawab keingintahuannya. Bahkan, eksperimen tersebut dinilai telah melanggar hak asasi manusia.
Dikutip dari Listverse, Jumat (11/11/2016), berikut delapan di antaranya:
1. Sereal Radioaktif
Sebuah perusahaan sereal memberikan hibah penelitan kepada Massachusetts Institute of Technology (MIT). Pesaing mereka, Cream of Wheat, membanjiri media dengan iklan yang mengklaim bahwa nutrisi dalam produk mereka dapat diserap oleh seluruh tubuh. Perusahaan itu pun ingin mengatakan hal sama, namun ia menolak untuk mengklaim apapun tanpa ada bukti terlebih dahulu.
Untuk melakukan hal tersebut, mereka mengumpulkan 100 anak yatim piatu yang kebanyakan menderita cacat mental. Para peneliti memberi mereka oatmeal yang telah dicampur dengan pelacak kalsium dan zat besi radioaktif. Ketika reaksi itu mengalir dalam tubuh anak-anak, peneliti mampu melihat bagaimana zat besi 'berjalan' di tubuh mereka.
Percobaan tersebut mengancam nyawa korbannya dan membuat MIT harus mengeluarkan US$ 1,85 juta dalam tuntutan hukum.
2. Remote Control pada Tikus
The State Univeristy of New York membuat tikus yang diatur dengan remote control. Mereka membuat hewan pengerat itu dapat berlari, berbalik, meloncat, dan memanjat. Para peneliti dapat melacaknya dengan mengirim sinyal elektronik ke otak tikus.
Pembuat alat tersebut, Dr. Sajiv Talwar, mengatakan bahwa tikus dapat digunakan untuk menyelamatkan korban gempa bumi, meski hingga saat ini belum ada catatan bahwa hal itu pernah menyelamatkan nyawa.
Namun sejumlah orang mengatakan bahwa penelitian itu bisa digunakan untuk hal lain, karena proyek itu didanai oleh Departemen Pertahanan AS.
3. Bayi Diisolasi
Pada zaman dahulu, ilmuwan memiliki hipotesis bahwa bayi yang ditinggal sendirian tanpa terpapar suara akan belajar bicara dengan sendirinya--yang diidentikan dengan bahasa pertama manusia. Beberapa orang pun mencoba membuktikan kebenaran itu.
Sekitar 2.700 tahun lalu, seorang firaun meminta dua orang bayi untuk dibesarkan dalam isolasi. Ketika percobaan selesai, salah satu anak mengucapkan sesuatu yang berbunyi seperti bekos--berarti roti dalam bahasa Frigia. Sang firaun pun mendeklarasikan bahwa Frigia merupakan bahasa asli manusia.
Selain itu, pada Abad ke-15 Raja James IV memerintahkan seorang wanita tunawicara untuk membesarkan sejumlah bayi seorang diri dalam sebuah pulau. Ia melaporkan bahwa bayi tersebut pada akhirnya berbicara bahasa Ibrani. Namun banyak sejarawan yang meyakini bahwa hasil penelitian itu merupakan sebuah kebohongan.
4. 50 Anak Meninggal Karena Obat Eksperimental
Pada 1996, suatu perusahaan obat menguji antibiotik bernama Trovan yang memiliki catatan dapat mengakibatkan kegagalan hati kepada 200 anak-anak Nigeria saat terjadi wabah meningitis. Padahal, antibiotik itu tak boleh diberikan kepada anak-anak di AS dan Uni Eropa.
Pemerintah Nigeria pun menyangkal bahwa pihaknya memberi izin kepada pihak perusahaan untuk melakukan percobaa di Nigeria, namun perusahaan farmasi itu menyangkalnya. Menurut pemerintah negara, obat itu menewaskan hingga 50 anak-anak dan menyebabkan cacat mental serta fisik pada anak-anak lainnya.
Perusahaan menyangkal tuduhan tersebut. Mereka bersikeras bahwa anak-anak itu meninggal atau mengalami cacat karena meningitis. Namun hingga kini kebenaran tentang siapa pihak yang benar belum diketahui.
5. Perempuan Hamil Bayi Orang Utan
Ahli biologi Soviet, Ilya Ivanov, ingin mewujudkan keinginannya melihat manusia hamil bayi orangutan. Ketika mengumumkan keinginannya tersebut, ia berencana untuk membuahi seorang perempuan dengan sperma orangutan.
Pemerintah Soviet tertarik dengan hal itu dengan mendanainya, di mana Pasteur Institute Prancis menawarkan untuk menyediakan orangutan. Namun ketika Ivanov pergi ke Paris untuk melakukan percobaannya, ia tak menemukan perempuan yang bersedia dijadikan obyek penelitiannya.
Diduga, Ivanov berpura-pura menjadi dokter kandungan dan diam-diam membuahi sejumlah perempuan dengan sperma orangutan. Namun pemerintah Prancis tak membiarkannya, di mana Ivanov kembali ke Soviet dan menemukan lima perempuan yang secara suka rela mau dijadikan obyek percobaannya.
Namun, orangutan terakhir yang dimilikinya mati sebelum ia dapat melakukan eksperimennya. Ivanov juga meninggal tak lama setelah itu.
6. Sejumlah Biarawan Disetrum demi Percobaan
Pada Abad ke-18, Jean-Antoine Nollet terpesona dengan eksperimen Benjamin Franklin tentang listrik dan membuatnya ingin tahu seberapa cepat listrik dapat menyambar.
Nollet membariskan biarawan sepanjang 1 km dan meminta mereka bergandengan tangan. Ia menyuruh seorang biarawan di paling ujung untuk memegang kabel listrik.
Tujuan Nollet adalah untuk mengukur kecepatan listrik melalui manusia. Ketika seluruh barisan biarawan melompat dan berteriak kesakitan pada saat bersamaan, ia menemukan jawaban atas pertanyaannya. Dengan bangga Nollet mencatat pengukuran ilmiah dari kecepatan listrik dengan "sangat cepat".
7. Percobaan Ekstrem Pemerintah Kanada
Dimulai pada 1942, Pemerintah Kanada melakukan beberapa eksperimen mengerikan kepada penduduk asli yang tinggal di sebuah penampungan. Hal itu dimulai ketika sebuah komunitas di Manitoba mulai mengalami kelaparan hingga menyebabkan korban tewas.
Peneliti ingin menguji seberapa penting vitamin dan bahan gizi, sehingga mereka mulai melakukan serangkaian eksperimen kepada penduduk asli di seluruh negeri.
Dalam satu kelompok, mereka membuat sebuah masyarakat dapat bertahan dengan mengasup hanya 1.500 kalori per hari tanpa suplemen. Pada kelompok lain, mereka tidak memberi susu kepada 1.000 anak-anak yang kelaparan selama dua tahun dan kemudian memberinya kembali untuk melihat bagaimana hal tersebut mempengaruhi kesehatan anak-anak.
Meskipun peneliti meyakini bahwa pekerjaan mereka adalah sesuatu yang penting, namun hasil penelitian itu tak mereka baca selama beberapa tahun. Ketika pada akhirnya hasil tersebut diungkap, orang-orang pun marah dan komunitas ilmiah menolak temuan itu dan menyebutnya "sangat tidak membantu".
8. Meminta Pelaku Kriminal Meminum Kopi 3 Cangkir Sehari
Ketika kopi pertama kali diperkenalkan di Swedia, minuman itu dianggap sebagai racun yang dapat memperpendek usia. Pada Abad 18, peraturan dan pajak dinaikkan untuk membatasi peredaran kopi dan teh.
Raja Gustav III meyakini bahwa kopi adalah pembunuh, sehingga ia melakukan sebuah eksperimen.
Ia mengampuni dua narapidana dari hukuman mati, namun mereka harus mematuhi dua kondisi tertentu. Pertama, mereka akan tinggal di penjara seumur hidup. Kedua, salah satu dari mereka minum kopi tiga kali sehari sementara satu orang lainnya minum teh tiga kali sehari.
Gustav ingin membuktikan bahwa usia mereka akan menjadi singkat, namun yang terjadi justru sebaliknya. Peminum teh meninggal pada usia 83 tahun. Sementara itu tidak ada catatan kapan peminum kopi meninggal, namun ia hidup lebih lama dari peminum teh dan Gustav sendiri.