Liputan6.com, Valencia - Tajuk utama MotoGP Valencia 2016 di Sirkuit Ricardo Tormo, Minggu (13/11/2016), adalah perpisahan. Pasalnya, balapan terakhir musim 2016 tersebut akan menjadi momen perpisahan bagi banyak pembalap.
Persaingan dalam perebutan gelar juara dunia pembalap MotoGP 2016 memang sudah berakhir sejak Marc Marquez merebut podium juara seri di Jepang. Kemenangan itu membuat pembalap Repsol Honda tersebut menyegel status juara dunia.
Untuk status runner-up pun sudah diamankan pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi. Sukses yang menjadi ketiga kali beruntun itu direngkuh The Doctor usai finis di podium kedua MotoGP Malaysia 2016.
Alhasil, publik menilai MotoGP Valencia akan menjadi balapan yang membosankan. Pasalnya, hampir semua pembalap tak lagi memiliki kepentingan terkait prestasi dalam kejuaraan. Namun, bisa jadi prediksi itu tak terbukti.
Banyak keputusan mengejutkan yang diambil beberapa tim jauh sebelum musim 2016 berakhir. Secara terang-terangan mereka mengumumkan kepindahan para pembalapnya untuk musim 2017. Artinya, beberapa tim akan mengawali musim 2017 benar-benar dengan komposisi tim yang baru.
Padahal, proses adaptasi yang dibutuhkan semua pembalap untuk memahami karakter motornya cukup lama. Namun, hal itu tak menghalangi keinginan tim untuk menciptakan atmosfer baru dengan kehadiran pembalap anyar.
Lorenzo Jadi Sorotan
Dibandingkan dengan beberapa pembalap, perpisahan yang akan menjadi pusat perhatian adalah Jorge Lorenzo bersama Yamaha. Setelah menjalani petualangan bersama-sama sejak 2008, pembalap berjuluk X-Fuera itu akan menjalani balapan terakhirnya bersama Yamaha.
Secara tiba-tiba Yamaha mengungkapkan kepergian ke Ducati pada April 2016. Padahal, belum lama sebelum pengumuman itu Yamaha mengabarkan soal perpanjangan kontrak Valentino Rossi hingga akhir musim 2018. Akibatnya, alasan di balik kepindahan Lorenzo pun menjadi tanda tanya besar.
Advertisement
Ada yang menyebut pembalap asal Spanyol itu memutuskan hijrah ke Ducati karena merasa 'dianaktirikan' Yamaha menyusul popularitas The Doctor. Terlebih, ia juga sudah berulang kali terlibat dalam perseteruan panas dengan Rossi.
Terlepas dari hal itu, kepergian Lorenzo tentu akan menjadi kehilangan besar bagi Yamaha. Kolaborasi kedua pihak sudah menghasilkan 43 kemenangan, 106 podium, 38 pole position, 27 fastest lap, dan 2.575 poin dari 155 balapan. Bahkan, Lorenzo sukses mempersembahkan tiga gelar juara dunia pada musim 2010, 2012, dan 2015.
"Musim ini hampir berakhir dan akhirnya kami tiba di Valencia di mana saya memiliki beberapa kenangan yang baik, terutama yang terjadi pada tahun lalu ketika kami mampu mencapai tujuan dan menjadi juara dunia," tutur Lorenzo seperti dikutip Cycleworld, Kamis (10/11/2016).
Menanti Aksi Vinales
Kepergian Lorenzo direspon Yamaha dengan membajak Maverick Vinales dari Suzuki untuk MotoGP 2017. Yamaha meyakini Vinales bisa menjadi rekan yang sepadan bagi Rossi di musim depan. Apalagi, Vinales juga sukses memperlihatkan aksi yang menawan di sepanjang musim ini.
Selain mengamankan empat podium, pembalap berusia 21 tahun itu juga sukses mempersembahkan kemenangan di MotoGP Inggris 2016. Itu adalah kemenangan perdana Suzuki setelah Chris Vermeulen pada MotoGP Prancis 2007.
"Vinales selevel dengan Lorenzo. Meski masih muda, Vinales punya kecepatan yang sama. Jadi sangat menarik melihat Vinales di Yamaha dan Lorenzo di Ducati," kata Rossi.