Liputan6.com, Jakarta - Polres Samarinda memastikan kasus ledakan Gereja Oikumene ditangani Detasemen Khusus Anti-Teror 88. Polisi daerah akan membantu penyidikan tersangka pelaku pengeboman yang diketahui berinisial J.
"Personel Densus sedang meluncur ke Samarinda untuk menangani kasusnya," kata Kepala Polres Samarinda Komisaris Besar Setyobudi Dwi Putro, Minggu (13/11/2016).
Advertisement
Setyobudi mengatakan personel Densus 88 nantinya yang mengintograsi J di Mapolresta Samarinda.
"Kami nantinya ikut membantu proses penyidikan kasusnya," papar dia.
Setyobudi mengaku belum mengetahui motif tersangka melakukan pengeboman. Polisi juga belum memastikan kelompok tersangka pelaku pengeboman ini.
"Semuanya masih dalam penyidikan polisi," ujar Setyobudi.
Korban Luka
Setidaknya terdapat empat orang korban terluka akibat lemparan bom low eksplosive di Gereja Oikumene Samarinda. Mereka ini adalah rombongan jemaah yang selesai menunaikan ibadah serta menuju lokasi parkiran kendaraan.
"Ada empat orang korban luka luka dan sejumlah kendaraan bermotor rusak terkena dampak ledakan bom," kata Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, Inspektur Jenderal Safaruddin, Minggu (13/11/2016).
Safaruddin mengatakan, korban luka luka langsung dilarikan ke Rumah Sakit Muis Samarinda. Salah satu diantara korban adalah seorang anak balita yang berada di lokasi bersama orang tuanya.
"Salah satu diantaranya masih anak anak," ungkap dia seraya menambahkan pihak masih mendata nama nama korban serangan bom Samarinda.
Polisi saat ini sedang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) Sementara ini, polisi menduga bom bertipe daya ledak rendah ini adalah bom rakitan molotov.
Serangan bom low eksplosive terjadi di Gereja Oikumene Sengkotek Samarinda Kalimantan Timur Minggu sekitar pukul pukul 10.10 Wita. Bom berdaya ledak rendah ini dilemparkan seorang pria tidak dikenal saat rombongan jemaah gereja menuju ke parkiran kendaraan.