Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak mendatar selama sepekan ini. Pergerakan IHSG akan sangat dipengaruhi oleh rencana kebijakan presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump.
Analis PT Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe mengatakan, sentimen kisi-kisi kebijakan yang bakal diambil oleh presiden terpilih AS akan berpengaruh kepada Bursa Asia. Selanjutnya, gerak bursa Asia akan berdampak kepada IHSG. "Jadi kita lihat Bursa Asia seperti apa geraknya," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (14/11/2016).
Sedangkan dalam negeri sendiri masih sepi sentimen. Dia mengatakan, data ekonomi yang menjadi motor penggerak IHSG telah dirilis semua. "Sudah keluar semua, inflasi, pertumbuhan ekonomi, cadangan devisa" ungkap dia.
Baca Juga
Advertisement
Adi memperkirakan IHSG bergerak pada support 5.100 dan resistance 5.500. Apapun saham yang direkomendasikan yakni PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Untuk diketahui, laju IHSG lesu sepanjang pekan kedua November 2016. Hasil pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) yang mengejutkan pasar menjadi pendorong tekanan IHSG. Donald Trump unggul suara dengan pesaingnya Hillary Clinton dalam perolehan suara pemilihan presiden AS
Mengutip laporan PT Ashmore Assets Management Indonesia, pemilihan Presiden AS menjadi kunci utama yang berdampak perdagangan baik obligasi dan saham pada pekan ini.
IHSG turun 2,4 persen dari level 5.362 pada Jumat 4 November 2016 menjadi 5.231,97 pada Jumat (11/11/2016). Investor asing pun melakukan aksi jual sekitar US$ 166 juta atau sekitar Rp 2,18 triliun (asumsi kurs Rp 13.166 per dolar Amerika Serikat).
Laporan Ashmore Assets Management Indonesia juga menyebutkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia turut mempengaruhi gerak IHSG. Tercatat, ekonomi Indonesia tumbuh 5,02 persen pada kuartal III 2016. Angka ini di bawah harapan sekitar 5,1 persen.
(Amd/Gdn)