Liputan6.com, Jakarta - Jaja Mihardja mengaku prihatin dengan perlakuan masyarakat umum pada budaya Betawi saat ini. Aktor dan pedangdut kawakan ini merasa budaya betawi, khususnya ondel-ondel tidak begitu dihargai.
Hal tersebut terlihat dari banyaknya pengamen jalanan yang mengandalkan budaya ondel-ondel sebagai alat pengais rezeki. Tak ada yang salah, hanya menurut Jaja, tidak sepatutnya budaya leluhur dibayar dengan uang recehan.
Baca Juga
Advertisement
Sebagai perwakilan masyarakat betawi, Jaja Mihardja mengaku tak dapat berbuat apa-apa untuk mengubah kondisi tersebut. Dengan logat khas Betawi, ia menumpahkan perasaan itu.
"Kita kadang-kadang mau ngelarang tapi gimana? Ente sedih enggak ngeliat gong dipanggul? Gendang dipanggul? Kadang-kadang (orang) ngasihnya cuma dua ribu, recehan lagi," ungkap Jaja Mihardja, saat ditemui di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Menurut Jaja Mihardja, budaya khas betawi itu seharusnya menjadi kebanggaan masyarakat. "Itu kan ondel-ondel buat di hotel di depan, gitu 'selamat datang'," tutur bintang film Get Married ini.
Pada intinya, ia hanya ingin budaya tradisional khas salah satu suku di Indonesia dapat lebih dihormati dan dijaga kelestariannya melalui cara-cara yang mulia.
"Saya sih maunya budaya Betawi tuh dikasih tempat kayak di hotel atau dimana aja di Jakarta. Lebih terhormat. Kalau orang kasih juga mungkin Rp50 ribu. Dari pada di jalanan kan?," ungkap Jaja Mihardja. (Rin)