Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan bisa tembus 9 persen di akhir 2016. Target ini lebih tinggi dari prediksi Bank Indonesia (BI) yang hanya meramalkan pertumbuhan kredit hingga 6 persen.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Nelson Tampubolon mengatakan, kinerja pertumbuhan kredit di September ini cukup bagus. Realisasinya 1,58 persen secara month to month (MoM).
Advertisement
"Kalau kita bisa yakinkan kebijakan pemerintah dari paket kebijakan 1-14 sudah mulai ada hasilnya dan terefleksi di pertumbuhan itu, kami harap sampai akhir tahun bisa stabil pertumbuhan kredit," ujarnya di Jakarta, Senin (14/11/2016).
Dia memproyeksi, pertumbuhan kredit bisa mencapai sekitar 7 persen-9 persen di akhir tahun ini. Perkiraan ini lebih tinggi dari proyeksi BI. "Kalau BI kan target pertumbuhan kredit 5 persen-6 persen, tapi hitungan saya bisa 7 persen-9 persen," terang Nelson.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang akan mengerek pertumbuhan kredit hingga akhir tahun ini. Salah satunya program pengampunan pajak (tax amnesty) yang dapat mengumpulkan dana dalam jumlah besar.
"Tax amnesty bisa men-drive dana cukup besar. Lalu harga komoditas tambang dan minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) yang mulai meningkat. Kalau tren ini berlanjut, mestinya tahun depan bisa lebih baik," jelas dia.
Nelson memperkirakan pertumbuhan kredit tahun depan di kisaran 9 persen-11 persen. "Paket kebijakan dampaknya akan terasa di tahun depan, walaupun tantangan masih ada. Tapi saya lihat pemerintah menjawab tantangan itu, apalagi dengan kehadiran Menteri Keuangan yang baru," Nelson mengatakan.