Liputan6.com, Bekasi - Hujan deras tanpa henti di hulu daerah aliran sungai (DAS) Citarum sejak Minggu kemarin, telah menyebabkan debit sungai tersebut meningkat. Akibatnya, sejumlah wilayah di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, terendam banjir setinggi 3 meter.
Di antaranya di Kampung Bojongponcol RT 09/02, Desa Sumber Sari, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi. Sebanyak 150 kepala keluarga dan 20 hektare perkebunan terendam air banjir.
Advertisement
Pantauan Liputan6.com di lokasi, petugas kepolisian, TNI dan relawan dengan dua perahu karet hilir mudik masuk ke dalam desa untuk mengevakuasi warga. Meski sudah ratusan warga yang dievakuasi, dipastikan masih ada yang memilih bertahan untuk menjaga harta benda miliknya.
Kapolsek Pebayuran AKP Suwardi mengatakan, pihaknya telah menerjunkan 35 anggota gabungan untuk mengevakuasi warga. Mereka lalu diungsikan ke sebuah posko siaga banjir yang berada tak jauh dari kantor desa setempat.
"Sejauh ini ada 90 KK yang telah dievakuasi. Sisanya masih bertahan, dan berangsur-angsur akan kita jemput," kata Suwardi saat meninjau langsung lokasi banjir, Senin (14/11/2016).
Ia menyebutkan, tidak ada korban jiwa akibat bencana banjir yang merendam wilayahnya. "Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Total ada 20 hektare, yang merupakan permukiman dan perkebunan yang terkena banjir," jelas Suwardi.
Sementara itu, Nurani (36) warga setempat, menyebutkan dalam waktu kurang dari sepekan, daerahnya telah dua kali diterjang banjir. Banjir pertama terjadi pada Rabu pekan lalu. Namun, banjir yang sekarang lebih besar.
"Air mulai naik sekitar pukul 05.00 WIB pagi tadi. Akibat meluapnya air Sungai Citarum dan tak adanya tanggul di sepanjang sungai tersebut," terang Nurani.
3 Sekolah Terendam
Tak jauh dari Pebayuran, ratusan rumah di Desa Bojongsari, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi juga kembali terendam banjir karena luapan Sungai Citarum.
Sedikitnya 18 ruangan kelas dari tiga SD dan 750 KK di 2 RW terendam banjir dengan ketinggian hingga 3 meter atau setinggi atap rumah warga.
Tiga SD yang terendam banjir adalah SDN Bojongsari 01, 03, dan 04. Akibatnya, aktivitas belajar mengajar pada Senin pagi tadi terpaksa dihentikan.
Banjir di Kedungwaringin tersebut dinilai sebagai yang paling parah di Kabupaten Bekasi, karena wilayah tersebut berada di tempat yang rendah dan berada di antara dua sungai, Cibeet dan Citarum.
Uyo (37), warga RT 01/03, Desa Bojongsari mengatakan, banjir di wilayahnya sering terjadi setiap tahun. Penyebabnya karena dua sungai tersebut tidak mampu menampung air kiriman dari Bogor.
"Air naik sejak Minggu kemarin pukul 20.00 WIB. Sementara perahu untuk evakuasi warga masih kurang," jelas Uyo.
Hal yang sama juga dialami warga Kampung Kedung Bokor, Desa Pantai Bakti, Kecamatan Muaragembong. Wilayah tersebut terendam air setinggi 2-3 meter lantaran jebolnya tanggul yang berada di RT 02, 03, dan 04 Kampung Kedung Bokor. Akibatnya, tanaman dan isi tambak milik warga hanyut terbawa luapan air.
Bekasi Siaga 1
Secara terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi Aspuri mengatakan, ada lima kecamatan di wilayahnya yang terendam banjir cukup parah. Wilayah tersebut adalah Kecamatan Cikarang Timur, Kedungwaringin, Pabuyuran, Cabangbungin, dan Muaragembong.
Ia pun meminta warga bersiap menghadapi datangnya banjir lebih besar dari luapan Sungai Citarum, lantaran kondisi air di Bendung Saguling saat ini melebihi ambang batas normal serta masih tingginya curah hujan hingga Desember 2016.
"Ini siaga 1 dan waspada banjir tiba-tiba karena debit air meningkat (Sungai Citarum)," kata Aspuri.
Dia juga mengklaim pihaknya sudah siap menghadapi bencana banjir yang memang kerap terjadi setiap tahun, meski masih kekurangan tenaga relawan. "Relawan kita itu hanya 50 orang dan tidak mencukupi, makanya kita juga bermitra dengan organisasi dan komunitas lain," jelas Aspuri.