Netizen Inggris 'Lamar' Obama Jadi Perdana Menteri

Fenomena Obama atau dikenal dengan Obama Effect pertama kali mendunia semenjak ia menempati Gedung Putih tahun 2008.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 15 Nov 2016, 12:01 WIB

Liputan6.com, London - Di luar Amerika Serikat, Presiden AS ke-44, Barack Obama memikat banyak orang. Tak terkecuali Inggris.

Dengan kondisi yang masih belum stabil pasca Brexit, sementara Perdana Menteri Theresa May masih belum bisa memengang kendali sepenuhnya, warga biasa Inggris cemas akan masa depan mereka. Demikian dikutip dari Indy100, Selasa (15/11/2016).

Dengan kondisi dalam negeri United Kingdom yang ketar-ketir, netizen Inggris pun 'menghamba' agar Obama pindah ke negerinya.

Akun @Kenna_lily dalam twitternya mengatakan, "bisakah Inggris mendapatkan mantan presiden AS untuk jadi perdana menteri kita? AS, kalian kalau sudah selesai, berikan Obama kepada kami, please."

Pengguna bernama Twitter bahkan memberi ide untuk membuat petisi agar Obama jadi PM Inggris. "Saya tak peduli betapa tidak memungkinkan hal itu, tapi mengapa tak kita coba."

Sementara itu, perempuan bernama Connah Tilley, berkicau, "Jad, Amerika sudah memutuskan Trump. Nah, Inggris akan ambil Obama kalau begitu, thanks!"

Selain Obama, warga Inggris juga menyukai Michelle Obama. Bahkan, jika nanti Michelle jadi capres, ia pengguna bernama Rebbekka mengatakan ia akan memilih perempuan itu.

"Pokoknya, saya cari cara untuk memilihnya. Saya mengagumi perempuan itu."

Fenomena Obama atau dikenal dengan Obama Effect pertama kali mendunia semenjak ia menempati Gedung Putih tahun 2008. Artikel The Economist menyebut, Pew Global Attitudes Project meriset favourability terhadap Amerika Serikat di seluruh dunia meningkat drastis.

Bagaimana dengan Indonesia?

Demam Obama telah terasa semenjak masa kampanye tahun 2008. Apalagi Orang Nomor Satu yang kini menunggu 'pensiun' memiliki keterikatan dengan Indonesia.

Indonesia pernah jadi kampung halaman Barack Obama. Selama tiga tahun, 1968 -1970, Barry Soetoro -- nama kecilnya -- tinggal di kawasan Menteng Dalam, Jakarta. Bocah itu juga menuntut ilmu di sekolah biasa, SD Asisi dan SD Besuki, berbaur dengan murid-murid lainnya yang bicara menggunakan Bahasa Indonesia.

Presiden AS Barack Obama dan Presiden RI Jokowi berjabat tangan di Gedung Putih, Washington, Senin (26/10). Obama menyatakan siap memperkuat kerja sama dengan Indonesia mengingat Indonesia memainkan peran penting di Asia Tenggara. (REUTERS/Jonathan Ernst)

Pada 10 November 2010, Obama akhirnya berkunjung ke Indonesia. Salah satu agendanya adalah berpidato di Universitas Indonesia. 

Di kampus depok Obama membuka pidatonya di UI dengan mengucapkan salam, 'Selamat Pagi' dan 'Assalamualaikum'. "Indonesia bagian dari diri saya," kata dia dalam Bahasa Indonesia.

Obama juga sempat menceritakan masa kecilnya di Jakarta. "Ibu saya menikahi seorang warga Indonesia, Lolo Soetoro, dan saat itu saya memasuki dunia yang berbeda," kata dia.

Namun, Jakarta dengan cepat menjadi kampung halaman, menjadi rumah, bagi Obama.

"Saat itu hanya sedikit gedung tinggi, salah satunya Hotel Indonesia. Dan hanya satu departemen store, Sarinah."

Tak banyak mobil di Jakarta saat itu. "Yang ada becak dan bemo," kata Obama. Tak lupa Obama juga menyebutkan makanan kesukaannya. "Bakso, enak ya...?," kata dia dengan Bahasa Indonesia.

Obama juga mengenal Islam dan toleransi dari ayah tirinya, Lolo Soetoro, yang seorang muslim.

Sejauh ini belum ada riset resmi yang meminta Obama menjadi pemimpin di Indonesia. Namun, sebuah penelitan dari Research Center’s Global Attitudes Project memikili kesukaan terhadap AS meningkat. 6 dari 10 warga Indonesia atau sekitar 61 persen mengaku senang dengan AS, berdasarkan survei pada tahun 2002.

Obama dan Michelle di Istiqlal (Reuters)

Lalu, Perang Irak tahun 2003, Indonesia sebagai salah satu negara muslim terbesar menolak dengan suara 83 persen. Demikian 

AS kembali di hati Indonesia pada saat bantuan tsunami ke Aceh. Favorable meningkat hingga 38 persen.

Sementara, kala Obama menduduki Gedung Putih, kesukaan warga Indonesia terhadap AS meningkat hingga 63 persen.

Angka itu didapat dari generasi muda Indonesia. 69 persen berusia 18 hingga 29 tahun. Dan 60 persen responden berusia 30-49 tahun menyukainya sementara yang berusia di atas 50 tahun, menyukai Obama 57 persen.

Di Jakarta, 71 persen warganya mengenal Obama yang pernah tinggal di Menteng.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya