Liputan6.com, Wellington - Embusan angin kuat dan hujan lebat di South Island, Selandia Baru, menghambat proses evakuasi lewat jalur udara terhadap ratusan orang yang masih terdampar setelah gempa besar terjadi pada Senin, 14 November. Informasi itu disampaikan oleh para pejabat setempat.
Puluhan helikopter dikerahkan untuk memindahkan warga dan wisatawan dari kota pantai Kaikoura. Sebuah resor tempat menonton ikan paus yang paling terdampak gempa Selandia Baru.
Advertisement
"Operasi untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak di Kaikoura bisa memakan waktu beberapa hari. Setiap helikopter NH90 yang dikerahkan hanya mampu membawa 18 orang sekali jalan," kata Komodor Udara Darryn Webb, seperti dikutip dari BBC, Selasa (15/11/2016).
Diperkirakan hingga 1.200 wisatawan terdampar akibat gempa dahsyat di timur laut pantai South Island.
Sebuah kapal angkatan laut dilaporkan menuju Kaikoura, wilayah dengan populasi 2.000 orang yang paling parah terguncang gempa Selandia Baru. Armada itu diperkirakan tiba pada Rabu, 16 November.
Pihak berwenang menghabiskan sepanjang Senin menyelamatkan dan mengevakuasi warga di sepanjang pantai timur itu.
Wellington kini dalam kondisi nestapa setelah gempa dan tremor susulan, termasuk lindu 6,3 Skala Richter setelah guncangan pertama disusul tsunami pada Senin, 14 November dari timur laut Christchurch.
Sementara hujan yang mengguyur selama 24 jam dilaporkan memicu banjir di daerah sekitar kota.
Akibat ratusan gempa susulan mengguncang daerah itu, jalan dan jalur kereta api utama masih terputus. Tanah longsor memutuskan jalan dan rel ke kota, di mana polisi terus memperingatkan warga kehabisan pasokan air dan listrik.
Kini ratusan orang tetap di tempat penampungan evakuasi.
Dua orang tewas dalam gempa yang disebutkan berkekuatan 7,4 Skala Richter dan menyebabkan kerusakan miliaran dolar.
Perdana Menteri John Key memperkirakan perbaikan tagihan gempa cenderung mengalami miliaran dolar dan prioritas utama adalah untuk menyediakan pasokan sangat dibutuhkan untuk Kaikoura.
Media Selandia Baru melaporkan sejauh ini dua orang tewas akibat gempa Selandia Baru.
Seorang wanita berusia 100 tahun dan menantunya ditarik keluar hidup-hidup dari rumah mereka di Kaikoura setelah rumah runtuh dalam gempa pertama. Suami wanita muda itu meninggal.
Lainnya, seorang wanita dilaporkan meninggal di Mount Lyford, sebelah barat daya dari Kaikoura.
GeoNet, proyek yang didanai pemerintah pemantauan gempa bumi, mengatakan gempa pertama benar-benar dua tremor terkait, dan bahwa gempa susulan akan terus selama beberapa bulan ke depan.
Sejauh ini, warga di Christchurch dan kota-kota sekitarnya telah bergegas untuk mencari persediaan bahan kebutuhan dasar. Beberapa sekolah di daerah yang terkena dampak gempa ditutup pada hari Senin.
PM Selandia Baru, John Key mengatakan kepada wartawan bahwa ia percaya jumlah korban jiwa akan tetap rendah. Sedangkan Menteri Pertahanan Sipil Gerry Brownlee mengatakan kerusakan infrastruktur tampaknya menjadi masalah terbesar.
Seorang pakar mengatakan kepada TVNZ, bahwa rendahnya jumlah korban jiwa mungkin karena fakta bahwa gempa pertama terjadi di tengah malam.
"Orang-orang berada di tempat aman di rumah mereka. Rumah mungkin akan rusak, tapi mereka lebih aman berada di dalam," kata Ken Elwood dari University of Auckland.
Gempa juga menyebabkan kerusakan di Wellington di North Island. Kawasan pusat bisnis (CBD) itu tetap sepi pada hari Senin, ketika para pekerja membersihkan puing-puing dan memeriksa bangunan.
"CBD sudah tutup, kebanyakan orang bekerja dari rumah atau tidak bekerja hari ini," kata salah satu penduduk, Adam Roland, kepada BBC.
Menurut GeoNet, gempa pertama yang mengguncang Selandia Baru adalah yang terkuat sejak gempa 7,8 SR pada tahun 2009 di daerah terpencil di South Island.
US Geological Survey mengukur kekuatan gempa 7,8, sementara situs berita menuliskan 7,4 SR, lalu GeoNet menyatakan besaran guncangan 7,5 SR.
Lindu 7,4 SR itu terjadi tengah malam dan berlokasi sekitar 95 km dari Christchurch. Kota ini tengah dalam upaya pemulihan pascagempa pada Februari 2011 yang menewaskan 185 orang dan menyebabkan kerusakan luas.
Selandia Baru terletak di jalur Ring of Fire atau Cincin Api, garis patahan yang mengelilingi hampir seluruh Rim Pasifik membuat Selandia Baru kerap dilanda gempa.