Liputan6.com, Jakarta - Pasangan nomor urut tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno diduga melanggar kampanye, lantaran melakukan politik uang. Hal itu dilontarkan Ketua Bawaslu DKI Jakarta Mimah Susanti.
Dugaan ini kini ditangani Panwas Pemilu Jakarta Barat. Saat dikonfirmasi, Ketua Panwas Jakbar Puadi, bercerita soal dugaan itu.
Advertisement
"Jadi waktu itu, bukan Pak Anies tapi Pak Sandiaga Uno hadir ke Jakarta Barat. Tidak ada jadwal kampanye di sana. Tapi ada acara lomba, di salah satu masjid. Di sana kita melihat ada santunan. Kalau mengacu kan ada larangan berkampanye di masjid. Tapi konteksnya, di situ ada temuan bagi uang ke anak-anak yatim," ucap Puadi kepada Liputan6.com, Selasa (15/11/2016).
Lantaran itu objeknya bukan pemilih, lanjut dia, pihaknya melihat apakah Sandiaga melakukan kampanye secara kumulatif. "Kita lihat apakah ada penyampaian visi dan misi enggak saat itu di dalam masjid," jelas Puadi.
Setelah melihat temuan itu, pihaknya pun langsung memanggil panitia pelaksana acara. Hal ini untuk mencari tahu dan mengklarifikasi.
"Tapi saksi yang diminta tidak datang. Akhirnya kita membahas ada tidak pelanggarannya," jelas Puadi.
Di dugaan awal, masih kata dia, memang ada pelanggaran politik uang. Namun, pihaknya masih ragu lantaran objek yang dijadikan sasaran.
"Memang di awal kita simpulkan ada dugaan pelanggaran politik uang. Tapi objeknya ini bukan pemilih, anak yatim. Karenanya kita sampaikan ke Gamkudu (penegakan hukum terpadu)," tandas Puadi.
Karena itu, laporan analisis pihaknya sudah diberikan ke Gamkudu. Dia menjelaskan malam ini atau besok sudah ada hasilnya.
"Laporan analisis kita sudah masuk. Malam ini atau besok, mungkin sudah bisa dipastikan kejelasannya, melanggar atau tidak. Tim Anies juga ikutan menunggu hasilnya," pungkas Puadi.
Menanggapi dugaan politik uang itu, Anies Baswedan mengimbau sebaiknya Bawaslu lain kali bisa mengonfirmasi dulu terhadap pihaknya sebelum mengumumkan ada pelanggaran kampanye atau tidak.
"Saya malah merasa lain kali dikonfirmasi dulu baru diumumkan. Karena kalau sudah diumumkan begitu kan orang tahunya sudah terjadi. Mengoreksi itu lebih sulit. Saya sudah dengar dua hari lalu, kami bukan protes tapi kami nanya," kana Anies di Tambora, Jakarta Barat, Senin (14/11/2016).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini berujar, dirinya tidak memiliki banyak uang untuk melakukan money politics dalam tahapan kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017. "Enggak ada duit, Mas (untuk money politics). Mau bayar pakai apa," ujar Anies.
Anies-Sandi diduga melakukan politik uang saat menggelar kegiatan bersama anak yatim. Pada acara tersebut, panitia pengawas Pilkada melaporkan adanya dugaan pembagian uang kepada anak yatim.