Liputan6.com, Jakarta - Ban merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam ajang balap motor. Pemilihan ban yang tepat diyakini mampu menunjang performa motor.
Ban balap idealnya cuma ada 2 tipe, yakni wet dan slick. Namun karena sirkuit permanen di negeri ini terbatas maka dikembangkanlah ban khusus untuk trek dadakan yang tidak sepenuhnya beraspal mulus.
Baca Juga
Advertisement
"Karena kondisi dan keadaan tidak memungkinkan hanya ban slick dan wet, maka lahirlah IRC Fasti 2 karena sebagian (kejuaraan) balap diadakan di sirkuit pasar senggol atau sirkuit dadakan kayak alun-alun, parkiran mall, atau parkiran stadion," terang Marketing Product Development PT. Gajah Tunggal Tbk Dodiyanto kepada Liputan6.com, Selasa (15/11/2016).
Melihat potensi motorsport nasional yang begitu menggeliat, PT. Gajah Tunggal Tbk terus mengembangkan produk hingga akhirnya menghasilkan ban balap yang menjadi andalan tim balap.
"Semua ban balap menggunakan (material) kevlar/aramid untuk ketahanan atau kestabilan hanya saja yang membedakan adalah compound-nya," terangnya.
Ban yang diproduksi di Tangerang tersebut berhasil mengantarkan Awhin Sanjaya, pembalap Sidrap MPM Honda KYT IRC Nissin NGK Trijaya Racing merebut gelar juara nasional seeded MP2 (125 cc).
Selain itu, pembalap Yamaha Lanay Jaya NHK IRC Aryanto Yarzan menyabet gelar juara nasional MP1 (150 cc) di region IV (Kalimantan). Putaran ke-3 dan ke-5 Motorprix Kalimantan yang berlangsung di trek permanen, yakni sirkuit Lanay Jaya, Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Sebelumnya, ban IRC tersebut mengantarkan Syahrul Amin (Yamaha Yamalube NHK IRC Nissin NGK Bahtera Racing) merebut gelar juara nasional Sport 150 cc (Kejurnas IRS 2016 Sentul).