Liputan6.com, New York - Perusahaan investasi milik miliarder Warren Buffett yaitu Berkshire Hathaway Inc secara mengejutkan membeli saham perusahaan penerbangan terutama empat perusahaan penerbangan terbesar di Amerika Serikat (AS).
Saham empat maskapai itu antara lain American Airlines Group Inc, Delta Air Lines Inc, Southwest Airlines Co, dan United Continental Holdings Inc.
Perubahan penempatan investasi oleh Berkshire Hathaway itu tidak terduga. Lantaran Berkshie menghindari sektor penerbangan hampir dua dekade setelah sempat alami masalah investasi di grup US Air.
Tak hanya itu, Berkshire juga memiliki investasi sektor transportasi lainnya. Berkshire memiliki BNSF railroad dan unit pesawat mewah NetJets. Pada Januari 2016, perseroan juga membayar US$ 32,1 miliar untuk produsen mesin pesawat Precision Castparts.
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan data regulator, hingga 30 September, Berkshire memiliki 21,8 juta saham American senilai US$ 797 juta, 6,3 juta saham Delta sekitar US$ 249,3 juta, dan 4,5 juta saham United Shares sekitar US$ 237,8 juta.
Kepada CNBC, Buffett menuturkan, kalau Berkshire menempatkan investasi di Southwest. Pernyataan tersebut untuk hindari kesalahpahaman di kalangan investor. Namun belum jelas apakah Buffett atau salah satu wakilnya Todd Combs dan Ted Weschler yang investasi di saham maskapai.
Biasanya Buffett menangani investasi Berkshire yang relatif besar antara lain Kraft Heinz Co, Wells Fargo and Co, Coca-Cola Co dan International Business Machines Corp. Konglomerat tinggal di Omaha, Nebraska ini memiliki saham sekitar 90 perusahaan termasuk NSF, asuransi kendaraan Geico dan Dairy Queen.
"Investasi maskapai benar-benar penting bagi kepercayaan investor," ujar Analis Imperial Capital LLC, Adam Hackel seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (15/11/2016).
Berkshire pun belum dapat menanggapi investasi di saham penerbangan tersebut. Usai perdagangan saham, saham America naik 3,8 persen, saham Delta menguat 3,4 persen, saham Southwest mendaki 3,3 persen dan saham United naik 2,2 persen.
Sebelumnya maskapai Amerika Serikat (AS) telah diuntungkan dalam beberapa tahun terakhir dengan biaya bahan bakar lebih rendah, sumber daya manusia, dan persaingan berkurangan lantaran adanya merger.