Golkar DKI Sebut Penolakan Djarot di Pela Mampang Sistematis

Dijelaskannya, kehadiran Djarot merupakan undangan dari warga Pela Mampang. Bahkan, antusias warga ingin menyapa pria berkumis tersebut.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 16 Nov 2016, 09:02 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar DKI Jakarta Donny Tjahja Rimbawan menyayangkan penolakan sekelompok orang, saat calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat melakukan kunjungan ke wilayah Pela Mampang, Jakarta Selatan. Kehadiran Djarot itu untuk berkunjung ke kediaman Dony di wilayah Mampang.

Namun, secara tiba-tiba ada beberapa orang yang diketahui bukan warga sekitar menolak wakil Gubernur nonaktif DKI Jakarta tersebut.

"Awalnya memang mau ke rumah saya, memang ada yang menolak, tapi itu bukan warga setempat. Warga setempat usir. Saya orang situ jadi tahu kalau mereka bukan warga setempat," kata Donny saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa 15 November 2016.

Dijelaskannya, kehadiran Djarot merupakan undangan dari warga Pela Mampang. Bahkan, antusias warga ingin menyapa pria berkumis tersebut.

"Saya rasa itu sistematis penolakan tersebut. Sebenarnya saat memanas saya sempat bilang ke Djarot untuk menghindar, tapi Djarot tidak mau," ujar Donny.

Sebelumnya, Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat sempat ditolak sekelompok orang saat blusukan di Mampang, Jakarta Selatan. Polisi menyebut para penolak tersebut disinyalir bukan warga Mampang.

Beberapa warga mulai melakukan penolakan kepada cawagub nomor urut 2 itu dengan melakukan unjuk rasa di depan Pasar Bangka, Jalan Bangka Raya, Pela Mampang, Jakarta Selatan. Personel kepolisian kemudian dikerahkan untuk mengamankan lokasi.

Penolakan terjadi ketika Djarot tengah keliling menyapa warga di Jalan Pondok Karya IX, RT 04 RW 13, Kelurahan Pela Mampang, Mampang, Jakarta Selatan. Sekelompok warga kemudian muncul dari belakang Djarot dan hendak melakukan penolakan.

Djarot terus berjalan menyapa warga dengan tidak mengindahkan sekelompok warga yang menolaknya. Beberapa warga kemudian berteriak dengan mengatakan warga yang menolak merupakan pendemo bayaran.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya