Liputan6.com, Jakarta Bila banyak anggapan masyarakat bahwa wanita di Arab Saudi tidak bisa melakukan apapun yang mereka suka, mereka harus melihat sosok yang satu ini. Selain cantik, wanita ini merupakan seorang dermawan dan cinta dengan sesama hingga mampu berbicara di kancah dunia internasional. Inilah Putri Ameera Al Taweel yang merupakan putri dari Arab Saudi.
Lahir pada 6 November 1983, wanita cantik ini pernah menikah dengan keponakan dari Raja Arab Saudi saat ini, yakni Raja Abdullah bin Abdul Aziz yang memerintah sejak tahun 2005, Pangeran Al Waleed. Meski kini telah bercerai, mereka masih menjaga hubungan baik satu sama lainnya. Salah satu hubungan tersebut terlihat hingga kini, Putri Ameera masih menjadi Komite Eksekutif dari Kingdom Holding Company yang dimiliki oleh Prince Walleed.
Advertisement
Selain menjadi pimpinan di salah satu perusahaan terbesar di Arab Saudi, ia juga bekerja bersama yayasan yang bernama Awaleed Philantropies yang memiliki tujuan agar dapat membantu orang-orang yang berkekurangan, pemulihan bencana, dialog antar agama, dan kemajuan perempuan. Tak berhenti disana, Putri Ameera juga sering mengunjungi berbagai negara di dunia untuk berkontribusi dalam kegiatan sosial.
Di dalam negeri, Putri Ameera menjadi panutan wanita yang bebas bekerja dan simbol penegakan Hak Asasi Manusia bagi para wanita di Arab Saudi. Sebagai lulusan dari Business Administration dari University of New Haven dengan predikat Magna Cum Laude, wanita cantik yang telah berbicara di berbagai media internasional seperti NBC, CNN, The Huffingtonpost, Time Magazine ini selalu memperjuangkan tentang misi perjuangan hak-hak wanita Arab Saudi.
Meski sering menerima kritik dari berbagai pihak dari kaum konservatif, hal ini tidak menyerah untuk memperjuangkan hak-hak wanita Arab Saudi dan Timur Tengah secara umum. Putri Ameera juga bekerjasama dengan berbagai pihak, seperti Ratu Yordania, Rania, dan keluarga Kerajaan Inggris. Hingga saat ini ia juga sering menyebarkan semangat dan pemikirannya kepada kaum muda di Arab Saudi. Karena ia percaya bahwa anak muda di berbagai negara adalah kunci untuk perubahan sosial, pengembangan ekonomi dan inovasi teknologi.