Liputan6.com, Florida, Amerika Serikat Joselyn Escobar, 22, adalah mahasiswa tunarungu pertama yang kuliah kuliner di Miami Culinary Institute, Miami Dade College, Florida, Amerika Serikat. Seperti teman-teman sekelasnya, Joselyn bekerja di dapur masak sekolah kuliner untuk pertama kalinya. Selama belajar memasak, ia menghadapi serangkaian tantangan yang unik. Cita-citanya pun ingin menjadi seorang koki profesional (top chef).
Baca Juga
Advertisement
Chef Bernardo Espinel, instruktur di dapur masak kerap memberikan perintah agar Joselyn memasak dengan cara yang benar. Tak mudah bagi Joselyn yang tunarungu untuk langsung menerapkan apa yang dikatakan instruktur. Matanya terbagi melihat masakan dan menyimak apa yang diucapkan instruktur.
Ia juga harus menyimak penerjemah ke dalam bahasa isyarat. Sang penerjemah senantiasa menemani Joselyn di sampingnya. Keterbatasan diri tak membuatnya patah semangat.
"Aku ingin menjadi yang Top Chef tunarungu pertama. Dan ingin mencoba menjadi seorang chef yang bisa menginspirasi banyak orang," kata Joselyn, seperti yang dikutip Miami Herald, Rabu (16/11/2016).
Seluruh instruktur di kelas memasak Miami Dade College berupaya membuat Joselyn mudah memahami seluk-beluk menjadi koki. Ada hari-hari tertentu, Joselyn mempunyai dua penerjemah bahasa isyarat.
Di kelas, ada penerjemah yang khusus menerjemahkan kosakata baru dan frase dari bahasa Prancis ke teknik memasak agar mudah dipahami Joselyn.
Sambil menyimak sang penerjemah, ia rajin mencatat apa yang diterjemahkan.
"Dia seorang mahasiswa yang benar-benar baik dan berkomitmen. Bahkan sebelum masuk ke kelas, ia sudah mempersiapkan apa yang akan dipelajari di kelas. Dia ingin belajar lebih dalam soal materi memasak. Itulah tanda seorang siswa yang baik, " ucap Instruktur Bernardo.
Belajar Masak
Belajar Masak
Joselyn kehilangan pendengaran dan tidak bisa berbicara sejak bayi. Gejala tersebut sudah terlihat saat dia berusia 13 bulan. Suara Joselyn tiba-tiba hilang dan matanya sulit bergerak. Pada usia empat tahun, dia menjalani operasi untuk menerima implan koklea yang memungkinkannya untuk mendengar.
Untuk menunjang pendidikannya, orangtua Joselyn menyekolahkan di program kelas bahasa isyarat. Sang ayah, Sigrifido sempat khawatir melihat putrinya harus belajar teknik isyarat dan penerjemahan visual. Sigrigido takut putrinya tak mampu memahami pelajaran yang diberikan.
Salah satu yang menarik, Joselyn belajar bahasa isyarat khas Inggris dan Spanyol. Hal ini dikarenakan tiap negara mempunyai bahasa isyarat masing-masing. Tiap gerakan punya makna berbeda.
Ingin menjadi seorang top chef ternyata benar-benar Joselyn lakukan. Sigrifido melihat putrinya kerap bangun pada pukul satu dini hari untuk belajar resep makanan.
"Saya melihat gairah nyata dalam dirinya. Tidak ada yang menyuruhnya bangun pagi untuk belajar. Dia akan menjadi orang yang hebat," ucap Sigrifido. Sang nenek, Elvia, juga mengajari Joselyn memasak. Masakan yang pertama kali dibuat Joselyn adalah sup khas Kolombia.
Makanan favoritnya pasta juga dibuat sendiri. Seluruh keluarga kagum melihat hasil masakan Joselyn yang kian hari makin bervariasi.
Joselyn mengakui perbedaan suasana ketika ia memasak di dapur rumah dan di dapur masak profesional.
"Kalau di dapur rumah, aku bisa bebas masak sendiri. Tapi di dapur profesional terlalu banyak orang dan jarak antara saya dan teman terlalu dekat. Harus hati-hati juga karena banyak panci panas dan kompor, tubuh mesti bergerak cepat," tuturnya.