Angka Penjualan Ritel AS Membaik, Rupiah Kembali Tertekan

Departemen Perdagangan AS mengumumkan bahwa penjualan ritel domestik naik 0,8 persen pada Oktober.

oleh Arthur Gideon diperbarui 16 Nov 2016, 13:26 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada perdagangan hari ini. Angka ekonomi AS yang membaik menekan nilai tukar rupiah.

Mengutip Bloomberg, Rabu (16/11/2016), rupiah dibuka diangka 13.368 per dolar AS, hanya menguat satu basis poin jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang yang ada di angka 13.369 per dolar AS.

Setelah dibuka, rupiah langsung melemah dan sempat menembus angka 13.395 per dolar AS. Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.318 per dolar AS hingga 13.395 per dolar AS.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.347 per dolar AS pada perdagangan Rabu (16/11/2016).

Patokan pada hari ini turun atau melemah jika dibandingkan dengan patokan pada hari sebelumnya. Selasa, 15 November kemarin, nilai tukar berdasarkan Jisdor berada di angka 13.338 per dolar AS.

Dolar AS memang menguat terhadap beberapa mata uang dunia lainnya. Kenaikan nilai tukar dolar AS ini tertinggi dalam 11 bulan terakhir. Hal tersebut terjadi karena angka penjualan ritel AS yang membaik.

Departemen Perdagangan mengumumkan bahwa penjualan ritel domestik naik 0,8 persen pada Oktober, melebihi ekspektasi pasar yang ada di angka 0,6 persen.

Dengan perbaikan data ekonomi tersebut maka mendorong rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS pada akhir tahun ini. "Selain itu saat ini dolar AS juga sedang konsolidasi," jelas analis Commonwealth Foreign Exchange, Washington, AS Omer Eisner.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan, fokus pelaku pasar saat ini ke pengumuman Rapat Dewan Gubernur BI pada sore hari ini yang diperkirakan mempertahankan bunga acuan di 4,75 persen.

"Saat ini BI melihat gejolak eksternal yang menekan rupiah hanya akan temporer. BI masih aktif di pasar valas dan SUN dalam rangka menstabilkan harga di tengah aliran keluar dana asing yang deras," tutur dia.

Aliran dana keluar tersebut mengoreksi atau menekan rupiah pada hari ini walaupun secara umum tekanan eksternal lebih besar. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya