Liputan6.com, Brebes - Dalam sebulan terakhir, warga Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mengeluhkan kondisi Sungai Liyer Dandanggondang kerap tercemar diduga akibat limbah dari perusahaan tekstil.
Sungai yang berada di Desa Songgom Lor, Kecamatan Songgom, Brebes itu kondisinya mengerikan dan cukup memprihatinkan. Aliran sungai yang dimanfaatkan sebagai saluran irigasi bagi petani di sejumlah kecamatan itu, kini berisi tumpukan busa berwarna putih seperti hamparan salju hingga menjulang setinggi lima meter ke permukaan.
Kondisi sungai yang tercemar pun membuat warga setempat juga mengeluhkan melalui akun media sosial Facebook. Mereka meminta pemerintah setempat untuk menanggapinya dan segera memberikan solusi.
Baca Juga
Advertisement
"Sudah cukup lama busa-busa itu menumpuk mencemari Sungai Liyer. Paling tidak seminggu sekali busa itu selalu terlihat di sana (sungai)," ucap warga setempat Muhammad Shahid Atthar, Selasa, 15 November 2016.
Ia menduga busa-busa yang mencemari Sungai Liyer berasal dari limbah pabrik tekstil di Margasari, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
"Memang Margasari kan lokasinya berbatasan dengan Songgom Lor. Di sana ada pabrik tekstil yang membuang limbahnya ke Sungai Liyer. Tapi sampai saat ini dibiarkan begitu saja," kata dia.
Padahal, lanjut Shahid, Sungai Liyer yang berhulu di Bendungan Notog itu menjadi sumber utama saluran irigasi pertanian bagi petani di Kecamatan Songgom dan sekitarnya.
"Petani juga banyak mengeluhkan areal lahan pertaniannya yang tercemar limbah busa putih itu. Mereka khawatir tanamannya pada layu dan mati," ia menjelaskan.
Selain itu, warga juga khawatir dengan tercemarnya Sungai Liyer juga berpengaruh dengan kesehatan masyarakat setempat. "Enggak cuma dimanfaatkan pakai saluran irigasi, tapi juga dimanfaatkan masyarakat setempat untuk keperluan sehari-hari," kata Shahid.
Sungai Juga Kerap Memerah
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, Sungai Liyer yang mengalir dari arah barat, mulai dari Kecamatan Larangan dan arah utara di sepanjang Sungai Songgom hingga ke Kecamatan Jatibarang.
Tak hanya limbah busa berwarna putih menumpuk di Sungai Liyer, acap kali sungai berubah menjadi merah yang diduga akibat kontaminasi bahan kimia.
Kendati demikian, warga setempat belum mengetahui pasti apakah itu berbahaya atau tidak bagi kesehatan manusia ataupun keberlangsungan kehidupan tanaman.
"Tapi, masyarakat khawatir dengan kondisi sungai yang tercemar seperti ini," Shahid menambahkan.
Keluhan senada dilontarkan warga lainnya, Restu Singgih. Ia menduga pencemaran air Sungai Liyer akibat pembiaran pembuangan limbah kiriman dari industri tekstil.
"Sebelum sungai tercemar busa putih yang menumpuk seperti itu, kondisi sungai airnya juga berubah warna menjadi merah berbau menyengat," ucap Restu Singgih.
Ia berharap kepada pemerintah setempat untuk segera menindaklanjuti pencemaran Sungai Liyer yang dikhawatirkan jika semakin lama dibiarkan akan menimbulkan dampak kesehatan dan mencemari lahan pertanian masyarakat.
"Kepada siapa kami harus mengadu, semoga Pemerintah Kabupaten Brebes segera mengambil tindakan untuk mengatasi persoalan pencemaran Sungai Liyer ini," Restu memungkasi.
Sudah Dilaporkan
Adapun Camat Songgom, Edy Yusuf, membenarkan jika Sungai Liyer sejak sebulan terakhir dalam kondisi tercemar diduga akibat limbah cair dari pabrik tekstil yang berbentuk busa putih.
"Ya, memang sudah sebulan terakhir ini banyak warga yang lapor dan mengeluh karena kondisi Sungai Liyer yang tercemar," ucap Edy.
Bahkan, lanjut dia, pihaknya bersama perangkat desa dan aparat Kepolisian Sektor Songgom berkoordinasi untuk mengatasi persoalan pencemaran sungai tersebut.
"Kami sudah berkoordinasi untuk menindaklanjuti laporan pencemaran sungai dari masyarakat tersebut. Dan juga kami sudah laporkan secara tertulis kepada Dinas Lingkungan Hidup untuk segera menindaklanjuti," Camat Songgom, Brebes, itu memungkasi.