Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) mengklaim telah merespons cepat saat menangani kendaraan yang mengalami kerusakan akibat menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Biosolar yang tercampur air.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, ketika mendengar laporan terdapat kendaraan yang mogok setelah mengisi Biosolar karena tercampur air, Pertamina langsung bekerjasama dengan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk bertanggung jawab pada kendaraan yang mogok tersebut.
Baca Juga
Advertisement
"Langkah yang kita lakukan, kita respons cepat ke masyarakat tanpa banyak tanya kami langsung mengambil tindakan," kata Wianda di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (16/11/2016).
Wianda mengungkapkan, tindakan yang dilakukan Pertamina terhadap kendaraan yang mogok adalah dengan menguras tangki kendaraan dan mengganti komponen mesin kendaraan yang rusak akibat penggunaan Biosolar yang tercampur air.
"Kita kuras tangki BBM, kita ganti peralatan yang rusak akibat terkontaminasi," tutur dia.
Setidaknya ada 120 kendaraan yang mogok akibat mengkonsumsi Biosolar tercampur air, biaya perbaikan kendaraan tersebut ditanggung Pertamina. Tetapi saat ini, Pertamina dan SPBU belum menghitung biaya penggantian kerusakan kendaraan tersebut.
"Belum final menghitung penggantian, kita fokus menguras tangki, penggantian alat yang rusak di bengkel," tutup dia. (Pew/Nrm)