Liputan6.com, New York - Kebanyakan dari kita pasti sering menggunakan smartphone di tempat yang tidak semestinya, contohnya toilet. Padahal toilet dan beberapa tempat umum yang tak terjaga kebersihannya bisa jadi 'hunian' favorit berkumpulnya segala jenis bakteri.
Kali ini, seorang ilmuwan bernama Dr. Susan Whittier, memperlihatkan bakteri apa saja yang hidup di perangkat elektronik seperti smartphone.
Baca Juga
Advertisement
Wanita yang bekerja sebagai Direktur divisi Mikrobiologi di Columbia University Medical Center tersebut mengecek apa saja jenis bakteri dengan mengumpulkan 38 unit smartphone dari orang yang berbeda. Hasilnya cukup mencengangkan.
Dilansir Business Insider, Minggu (20/11/2016), dari 38 smartphone yang diuji, 31,50 persen di antaranya memiliki 20 hingga 50 koloni bakteri.
Sementara yang paling sedikit (10,5 persen) hanya mengantongi kurang dari 10 koloni. Dari semua smartphone tersebut, ada lima jenis bakteri yang dinilai sangat berisiko bagi kesehatan.
“34 di antaranya terkontaminasi bakteri Bacillus dari lingkungan. Selain itu, bakteri kotor seperti E. Coli dan Klebsiella Pneumoniae juga berkumpul di smartphone ini,” kata Dr. Whittier.
Sekadar informasi, bakteri Bacillus adalah jenis bakteri yang biasanya ditemukan di dalam daging yang membusuk, sedangkan E.Coli merupakan bakteri berbahaya yang dapat membuat tubuh dehidrasi. Sementara Klebsiella Pneumoniae adalah bakteri yang dapat menyebabkan aktivitas paru-paru melemah dan berisiko memiliki penyakit Pneumonia.
Selain ketiga bakteri tersebut, Dr. Whittier juga mengungkapkan bahwa tiga dari 38 smartphone yang diuji memiliki parasit patogen.
“Ada dua jenis patogen, MRSA dan MSSA. Meski begitu jenis bakteri ini tidak membahayakan manusia, mereka biasanya cuma menyebabkan infeksi minor pada kulit seperti jerawat,” tuturnya menjelaskan.
Tersebarnya bakteri nakal ke perangkat smartphone, menurut Dr. Whittier, adalah akibat dari penggunaan smartphone di sembarang tempat. “Kebanyakan dari pengguna smartphone ini mengaku mereka sering menghabiskan waktu di toilet. Di situ terjadi perpindahan bakteri lewat tangan di saat pengguna belum membersihkan tangan saat hendak menggunakan smartphone.
Dr Whittiers menggunakan metode yang ia nilai jadi cara ‘klasik’, dimana ia menyeka smartphone dengan menggunakan kapas yang telah dilumuri pembersih khusus untuk melihat seberapa kotor, dan melihat berapa banyak jumlah bakteri yang ada di satu kapas.
Disebutkan, sebuah smartphone yang paling kotor akan memiliki lebih dari 15.000 bakteri enterobacteria di tiap satu sekaan kapas. Sementara untuk sebuah smartphone dinilai tidak terlalu kotor, 7 dari 30 smartphone bisa memiliki hingga 1000 bakteri enterobacteria per satu kali seka.
Maka dari itu, Dr Whittiers menyarankan, smartphone sejatinya harus memiliki perawatan higienis. Setidaknya, bersihkan perangkat tersebut dengan mengelap setiap sisi dan layar menggunakan kain bersih serta cairan sanitizer. Jika hanya dibersihkan dengan tisu yang dibasahi air, proses pembersihan tidak akan bekerja secara maksimal.
(Jek/Ysl)