Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bergerak perkasa pada perdagangan Rabu pekan ini usai alami tekanan dalam tiga hari.
Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (16/11/2016), IHSG naik 2,11 persen atau 106,96 poin ke level 5.185,46. Indeks saham LQ45 menguat 2,47 persen ke level 870,05. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.
Ada sebanyak 244 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. 73 saham melemah dan 83 saham lainnya diam di tempat. Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.201,17 dan terendah 5.112,49.
Transaksi harian pun ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 351.679 kali dengan volume perdagangan 11 miliar saham. Nilai transaksi harian sekitar Rp 9,3 triliun. Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 539,86 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.365.
Baca Juga
Advertisement
Secara sektoral, 10 sektor saham kompak menguat. Sektor saham tambang naik 3,21 persen, sektor saham industri dasar mendaki 3,06 persen, dan sektor saham infrastruktur menanjak 2,93 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham UNTR naik 10,63 persen ke level Rp 22.900 per saham, saham SMRA menanjak 9,72 persen ke level Rp 1.355 per saham, dan saham PTBA menguat 9,15 persen ke level Rp 12.525 per saham.
Saham-saham yang tertekan antara lain saham AGRS turun 10 persen ke level Rp 81 per saham, saham BBYD merosot 7,14 persen ke level Rp 260 per saham, dan saham MASA turun 6,94 persen ke level Rp 322 per saham.
Bursa Asia sebagian besar menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,19 persen ke level 22.280, indeks saham Shanghai tergelincir 0,06 persen ke level 3.205, dan indeks saham Singapura susut 0,04 persen ke level 2.796.
Sedangkan indeks saham yang menguat yaitu saham indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,62 persen ke level 1.979,65, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 1,1 persen ke level 17.862, dan indeks saham Taiwan menguat 0,35 persen ke level 8.962,22.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan penguatan IHSG didorong secara teknikal. Harga komoditas juga membantu kenaikan IHSG. Namun, aliran dana investor asing masih keluar dari pasar modal Indonesia meski sudah terbatas.
"IHSG naik bersifat teknikal. Outflow juga masih terjadi meski berkurang karena ada transaksi di pasar nego," kata dia. (Ahm/Ndw)