Liputan6.com, Jakarta - Teknologi di bidang Internet of Things (IoT) kian berkembang, tak terkecuali di Indonesia. Namun bukan berarti kehadiran teknologi IoT di Tanah Air tanpa tantangan.
Menurut CEO Dattabot Regi Wahyu, salah satu tantangan yang dihadapi di bidang IoT di Tanah Air adalah monetisasi. Hal itu krusial karena diperlukan penawaran solusi secara menyeluruh, tak sekadar satu perangkat tertentu saja
"Salah satu yang sudah menawarkan solusi penuh adalah seperti wearable device. Jadi, tak hanya menciptakan dongle saja," ujar Regi, saat menjadi pembicara di Tech in Asia Jakarta 2016, hari ini (16/11/2016).
Baca Juga
Advertisement
Di samping itu, pemanfaatan IoT dalam hal data analytic juga berbeda. Di IoT, data tak hanya dikumpulkan, tetapi juga diolah dan dianalisis agar dapat membantu pengambilan keputusan, khususnya di bidang industri.
"Pemanfaatan IoT untuk bidang industri dapat membantu meningkatkan efisiensi dan produksi," tutur Regi melanjutkan. Dengan penggunaan sensor pada mesin yang memproduksi data, perusahaan dapat memprediksi kapan sebuah mesin akan mati.
Pada kesempatan itu, Regi juga mengungkapkan kerja sama antara Dattabot dengan General Electric (GE).
Kerja sama keduanya akan mengolaborasikan keahlian dari masing-masing perusahaan. "GE memiliki kemampuan mengoneksikan mesin dengan mesin dan Dattabot bisa menganalisis Big Data. Kedua hal itu kami kolaborasikan," tutur Digital Leader for Indonesia General Electric Wayah Suroto.
Kolaborasi dua perusahaan ini disebut menjadi kolaborasi antara startup dengan perusahaan raksasa kenamaan yang pertama di dunia. Pemanfaatan kolaborasi ini diharapkan dapat diserap oleh pasar industri selanjutnya.
(Dam/Why)