Liputan6.com, Jakarta Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo membenarkan ada anggotanya yang ditembak mati Badan Narkotika Nasional (BNN). Anggota TNI tersebut diduga terlibat peredaran narkoba skala besar dan internasional.
"Tadi malam BNN bekerja sama dengan POM (Polisi Militer) menggerebek pengedar narkoba di Kosambi, Tangerang, Banten. Mereka melakukan perlawanan, dua orang ditembak. Satu di antaranya oknum tentara," kata Jenderal Gatot di kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Rabu (16/11/2016).
Advertisement
Gatot mengatakan pihaknya telah berkali-kali menginstruksikan untuk perang terhadap narkoba. TNI, kata Gatot, tidak mengenal rehabilitasi. Jadi, bagi prajurit TNI yang terlibat narkoba pasti ada hukuman tambahan yakni pemecatan. Hukuman ini paling tinggi karena prajurit yang bersalah harus meninggalkan lingkungan TNI.
Menurut Gatot, sangatlah bahaya jika ada TNI yang menggunakan narkoba. "Bayangkan kalau seorang pilot pesawat tempur dengan misil yang ada. Begitu dia terbang sakau, lihat mal kayak musuh, eh dia tembak," Gatot memungkasi.
BNN menembak mati 2 pengedar narkoba di Pergudangan Kosambi Blok H5, Kosambi, Tangerang, Banten. Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari mengatakan, mulanya petugas mencurigai sebuah mobil yang keluar dari sebuah gudang pada Selasa sore. Petugas kemudian, memberhentikan mobil itu.
"Pada saat kita lakukan penghentian, yang bersangkutan atau pengemudi mobil tersebut berusaha untuk menabrak petugas kita," kata Arman di Kantor BNN, Jakarta, Selasa, 15 November 2106 malam.
Tak berhenti di situ, ketika petugas ingin menggeledah mobil, pelaku malah mengeluarkan senjata api. Karena itu, petugas memutuskan untuk melakukan tindakan tegas.
"Oleh karena itu anggota BNN dan POM TNI melakukan tindakan tegas dan mengarahkan tembakan ke tubuh yang bersangkutan sehingga 2 orang di antaranya meninggal dunia," imbuh Arman.
Petugas kemudian menggeledah mobil Toyota Avanza bernopol B 1754 PRL hitam, petugas menemukan 40 kg narkoba jenis sabu. Tak hanya itu, petugas juga menemukan satu pucuk senjata jenis pistol.
Dihubungi terpisah, Kepala Humas BNN Kombes Slamet Pribadi mengatakan, pihaknya masih perlu mengidentifikasi jasad kedua orang yang ditembak dalam pengungkapan kemarin sore.
"Kita mau pastikan dari tes forensiknya dulu, cek identitas KTP juga," ujar Slamet saat dikonfirmasi kepada Liputan6.com, Rabu (16/11/2016).
Senanda dengan BNN, Kadispen TNI Angkatan Udara, Marsma TNI Jemi Trisonjaya mengaku sedang mendalami kasus yang diduga menewaskan anggotanya tersebut.
"TNI AU sedang mendalami itu secara internal," kata Jemi kepada Liputan6.com.