Gempa Guncang Malang, Warga Gunungkidul Berhamburan Keluar Rumah

Namun, gempa bumi dengan kekuatan 6.2 skala Richter itu tidak dirasakan warga Kota Yogya dan Kulonprogo.

oleh Yanuar H diperbarui 16 Nov 2016, 23:25 WIB

Liputan6.com, Yogyakarta - Gempa bumi yang terjadi malam ini di 127 kilometer tenggara, Kabupaten Malang, Jawa Timur juga dirasakan sebagian warga Daerah Istimewa Yogyakarta. Gempa yang berada di kedalaman 69 kilometer itu dirasakan kuat di Kabupaten Gunungkidul. Namun, gempa dengan kekuatan 6.2 skala Richter itu tidak dirasakan warga Kota Yogya dan Kulonprogo.

Markus warga Gunungkidul mengaku gempa yang terjadi pukul 22.10 WIB itu dirasakan cukup lama. Sebagian warga sempat berhamburan keluar rumah. Setelah goyangan reda, mereka kembali ke dalam rumah.

"Terasa goyang agak lama kok. Makanya ini cari tahu pusatnya di mana. Lumayan lama soalnya. Apalagi saat tidur jadi getarannya terasa banget," ucap dia saat dihubungi Liputan6.com dari Kota Yogyakarta, Rabu (16/11/2016).

Markus mengaku gempa dirasakan warga lainnya di Gunungkidul seperti temannya di Nglipar. Usai gempa ia mendapat pesan singkat atau SMS dari temannya yang menanyakan gempa yang terjadi malam ini. Sebab saat itu goyangan gempa dan truk lewat hampir sama.

"Teman saya mengira kayak truk lewat. Padahal malam jarang ada truk lewat depan rumahnya. Terasa lama kok. Teman saya di Sleman juga merasakan," kata da.

Namun begitu, Dadang warga Prawirotaman, Yogya, mengaku tidak merasakan gempa yang terjadi malam ini. Ia baru tahu di media sosial jika baru saja terjadi gempa. Saat gempa, ia juga sedang tiduran di kamar kosnya.

"Enggak terasa tuh, buka handphone ada info kalo habis gempa. Tapi aku enggak terasa," ujar dia.

Gempa berkekuatan 6,2 skala Ritcher mengguncang Malang, Jawa Timur. BMKG menyebutkan, gempa terjadi Rabu (16/11/2016) pukul 22.10 WIB.

Lokasi gempa bumi berada di 9,32 Lintang Selatan dan 113,12 Bujur Timur atau 127 kilometer di tenggara Kabupaten Malang, dengan kedalaman 69 kilometer.

Gempa Cilacap Aman

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan belum ada laporan kerusakan akibat gempa di laut Tenggara Cilacap dengan kekuatan 4,7 Skala Richter yang getarannya dirasakan di Bantul, Sleman, Yogyakarta dan Kulon Progo.

"Sampai sekarang belum ada laporan kerusakan," kata Koordinator Operasi Pemantauan Potensi Bencana Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY Krisnadi Setiyawan di Yogyakarta, dilansir Antara

Menurut dia, meski getaran gempa yang dirasakan di sejumlah wilayah di DIY tidak terlalu besar, tim TRC tetap melakukan pemantauan untuk memastikan tidak ada dampak kerusakan di daerah itu.

"Pantauan sementara melalui alat komunikasi saja," kata dia.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika melaporkan gempa bumi tektonik mengguncang wilayah pesisir selatan Jawa Tengah dan Yogyakarta pada pukul 19.41 WIB, Selasa 15 November 2016.

"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi terjadi dengan kekuatan 4,7 Skala Richter," kata Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Harry T. Djatmiko.

Pusat gempa terletak pada koordinat 8,24 LS dan 109,28 BT, tepatnya di tepi utara cekungan busur muka Samudera Hindia pada jarak 64 kilometer arah tenggara kota Cilacap pada kedalaman 55 kilometer.

Dia mengatakan peta tingkat guncangan BMKG dirasakan di Cilacap, Kebumen, Purworejo, Wates, Bantul, Yogyakarta dan Madiun, dalam skala intensitas I SIG BMKG (II MMI).

"Menurut laporan, di daerah ini guncangan gempa bumi dirasakan dan mengejutkan oleh banyak orang," kata dia.

Ditinjau dari kedalaman pusat guncangan gempa bumi tersebut merupakan jenis yang dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng tektonik.

Lempeng Indo-Australia menyusup ke bawah Lempeng Eurasia dengan laju sekitar 70 milimeter/tahun. Gerakan lempeng itu mengalami proses deformasi di zona transisi Megathrust-Benioff pada kedalaman 55 kilometer hingga memicu terjadinya gempa bumi.

"Hasil monitoring BMKG hingga pukul 20.00 WIB belum terjadi aktivitas gempa susulan. Masyarakat pesisir pantai selatan Jawa Tengah dan Yogyakarta diimbau agar tetap tenang, karena gempabumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami," jelas Harry.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya