Ketua MPR Miris Lihat Konflik Panjang di Timur Tengah

Ia berharap Arab Saudi berperan lebih dalam menyelesaikan konflik saudara-saudara Muslim di Timur Tengah.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 17 Nov 2016, 08:34 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Konflik dan peperangan di beberapa negara Timur Tengah, seperti Irak dan Suriah, yang berkepanjangan dan memakan banyak korban materi dan jiwa membuat prihatin seluruh dunia, terutama negara-negara Islam dan negara berpenduduk mayoritas Islam seperti Indonesia. Konflik tersebut sebenarnya terjadi karena masalah perbedaan dan tidak bisa melihat perbedaan sebagai kekuatan dan perubahan yang terlalu dipaksakan.

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan yang didampingi Sekretaris Jenderal MPR RI Ma'ruf Cahyono dalam perbincangan dengan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osamah Mohammed Alshuibi mengatakan, dirinya sangat miris melihat fakta tersebut. Ketiganya bertemu di Ruang Kerja Ketua MPR Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat.

"Kita lihat dulu Afganistan aman, nyaman, begitu pula Libya, Mesir, Suriah dulu aman dan nyaman makmur walaupun ada yang otoriter. Tapi karena perubahan yang sangat dipaksakan dari luar, maka terjadilah. Kita sedih dan pilu melihat keadaan saat ini," ungkap pria yang karib disapa Zulhas ini di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu, 16 November 2016.

Ia berharap Arab Saudi berperan lebih dalam menyelesaikan konflik saudara-saudara muslim di Timur Tengah. Sebab, kata Zulhas, Kerajaan Arab Saudi sangat dihormati dan capable dalam menyelesaikan masalah itu.

Kerajaan Arab Saudi yang diwakili duta besarnya yang baru bertugas untuk Indonesia, yaitu Osamah Mohammed Alshuibi, melihat negara Indonesia sangat unik dan luar biasa. Rakyat Indonesia, kata Osamah, yang sangat berbeda-beda bahkan keragamannya sangat luar biasa bisa hidup rukun tanpa konflik besar dan mampu menyatu sejak Indonesia merdeka hingga saat ini.

"Kami sangat apresiasi pemerintahan Indonesia yang mampu me-manage negaranya. Rakyatnya yang sangat beragam menjadi satu tanpa melihat perbedaan. Itu sangat luar biasa, tidak seperti negara-negara lain yang berperang hanya karena perbedaan," ucap Osamah.

Kerajaan Arab Saudi, katanya, sangat berupaya keras agar konflik-konflik di Timur Tengah segera berakhir. Namun memang ada pihak-pihak luar yang menginginkan dengan segala cara agar konflik tetap berlangsung. Dan itulah yang sangat menyulitkan.

"Sangat luar biasa konflik dan dampaknya, apalagi memang ada pihak-pihak luar yang menginginkan konflik terus berlangsung. Tapi kami akan terus berusaha dan upaya tersebut kami harapkan mendapatkan dukungan dari negara-negara sahabat seperti Indonesia. Indonesia sangat penting, sebab sangat berpengaruh di kawasan Asia," ujar dia.

Osamah mengatakan, yang juga dikhawatirkan Kerajaan Arab Saudi adalah gerakan radikalisme, terorisme, dan ISIS. Gerakan terorisme dan aksi radikalisme sangat meresahkan dan membuat kerusakan di berbagai wilayah di dunia, termasuk Indonesia dengan kasus terakhir, yakni pengeboman gereja di Samarinda.

"Kejadian di Samarinda tersebut sangat salah dan kami menolak peristiwa tersebut jika menyebut-nyebut Islam. Itu bukan cara Islam dalam berdakwah. Kejadian teror itu juga sering dialami Arab Saudi. Kami memiliki pengalaman panjang menghadapi aksi radikal itu. Kita akan bekerja sama berupaya memberantas terorisme dan radikalisme selain kerja sama di bidang lain seperti perekonomian, investasi, dan lain sebagainya," ujar Osamah.

Ajakan tersebut mendapatkan respons positif Zulhas. Ketua Umum PAN ini tegas mengatakan bahwa aksi radikalisme dan terorisme seperti ISIS sangat meresahkan dan membuat nama Islam tercoreng akibat ulah kelompok radikal tersebut.

"Kita akan bekerja sama memberantas radikalisme dan aksi terorisme," tandas Zulhas.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya