Liputan6.com, Catania - Lebih dari 240 pencari suaka dikhawatirkan meninggal atau hilang di Laut Tengah atau biasa disebut Laut Mediterania pada pekan ini. Hal tersebut dilaporkan oleh kelompok kemanusiaan, yang menambahkan bahwa 580 orang lainnya ditarik dari kapal yang penuh sesak.
Juru bicara badan pengungsi PBB Iosta Ibba mengatakan, pada Senin 14 November lalu sebuah kapal karet yang mengangkut 150 penumpang terkoyak dan terbalik, di mana 15 orang yang selamat telah tiba di Catania di pantai timur Sisilia.
"Mereka yang selamat berpegangan pada potongan perahu yang tetap mengapung," ujar Ibba.
Baca Juga
Advertisement
"Mereka berada di dalam air selama beberapa jam, di antaranya sampai 10 jam, sebelum kapal minyak menjemput mereka," imbuh dia.
Pada Selasa 15 November kemarin, 23 orang dibawa ke tempat yang aman oleh tanker lain setelah perahu karet yang mengangkut 122 orang itu kempis. Demikian menurut SOS Mediterranee, yang mengoperasikan kapal penyelamat Aquarius.
"Kami menunggu di dalam air, memegang apapun yang mengapung, namun kebanyakan orang tenggelam, termasuk adik saya. Ia berusia 15 tahun," ujar salah satu korban kepada awak Aquarius.
Laut di antara Libya dan Italia merupakan perlintasan migran yang paling berbahaya di dunia. Menurut International Organization for Migration, pada tahun ini korban tewas melonjak menjadi 4.270 jiwa, dibandingkan dengan 3.777 orang pada 2015.
"Perahu semakin tak layak, dan selalu lebih sesak," ujar Ibba. "Banyak tragedi juga terkait dengan cuaca buruk," imbuh dia.
Dikutip dari Reuters, Kamis (17/11/2016), hampir 500 migran tiba di pelabuhan Catania pada Rabu 16 November 2016, termasuk korban kapal karam yang selamat pada Senin lalu. Hal tersebut menunjukkan bahwa arus pencari suaka yang masuk ke Eropa tak menunjukkan tanda-tanda berkurang.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Rusia, terdapat rekor 27.383 kedatangan pencari suaka di Italia pada Oktober 2016. Pada November 2016, kedatangan tersebut meningkat dua kali lipat dibanding tahun lalu pada bulan yang sama di tengah memburuknya kondisi laut.
Pada tahun ini sekitar 167.000 imigran telah mencapai Italia dengan menggunakan perahu. Angka tersebut melebihi jumlah pencari suaka pada 2015, yakni 154.000 orang.
Italia telah menanggung beban pendatang baru sejak pelaksanaan kesepakatan antara Turki dan Uni Eropa pada bulan Maret, di mana negara yang dipimpin Erdogan membatasi arus imigran dan pengungsi yang berlayar dari pantainya menuju Yunani.