Terkuak, Hubungan Bencana Alam Dengan Serangan Jantung

Kebanyakan orang hanya memikirkan dampak sosial-ekonomi ketika dilanda bencana alam.

oleh Adanti Pradita diperbarui 17 Nov 2016, 16:00 WIB

Liputan6.com, New Orleans- Beberapa waktu terakhir ini,berbagai macam jenis bencana alam telah menyerang sejumlah titik di dunia. Biasanya, fokus kita akan lebih banyak teralihkan pada dampak sosial-ekonomi yang diberikan oleh bencana tersebut.

Contohnya, banjir akan membuat banyak orang kebingungan soal tempat tinggal karena rumah mereka rusak akibat arus air hujan yang mengalir dengan sangat kencang dan derasnya.

Mereka kemungkinan besar lupa akan dampak pada kesehatan mereka yaitu penyakit yang bisa diidap lantaran air dan udara menjadi kotor pasca banjir. Mereka pun juga tidak akan menjadikan faktor seperti sarang nyamuk sebagai prioritas untuk dipikirkan, padahal hal tersebut menjadi sumber penyakit terbesar.

Seorang ahli Kardiologi asal New Orleans, Dr. Anand Irimpen belum lama ini mengungkapkan fakta bahwa, penduduk Amerika Serikat yang merupakan korban badai Katrina pada tahun 2005 silam, mulai menyadari konsekuensi bencana alam tersebut pada kesehatan mereka.

“Tidak bisa dipungkiri bahwa badai yang melanda wilayah tenggara Amerika Serikat lebih dari satu dekade lalu itu membuat korbannya stres berat sampai akhirnya banyak dari mereka yang tercatat mengalami serangan jantung berulang kali,” katanya kepada Popular Science, mengutip Kamis (17/11/2016).

Anand lanjut menjelaskan, jumlah orang yang dilaporkan terkena serangan jantung pasca badai Katrina naik tiga kali lipat. Mereka juga dilaporkan menjadi sangat sensitif terhadap suara kencang dan juga hal-hal lain yang bisa membuat mereka panik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya